Gal 4:31b-5:6, Luk 11:37-41
Bukan yang Fisik tapi Hati Terdalam Manusia
“… kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” (Luk 11:39)
Saudaraku yang dicintai Tuhan, di dunia dimana kita hidup seringkali hal-hal yang tampak menjadi sesuatu yang menarik perhatian orang. Orang dianggap sukses kalau ia telah berhasil memiliki berbagai kekayaan yang diperolehnya. Dan kekayaan itu menjadi bukti yang kelihatan sebagai lambang bahwa mereka dapat sukses! Benarkah demikian?
Alkisah ada seorang manajer toko yang menjual Kitab Suci membuka lowongan pekerjaan bagi mereka yang mau menjual buku Injil. Ada tiga orang pelamar: seorang bapak tua yang baru saja kena PHK (pemutusan hubungan kerja), ada pula seorang pemuda pengangguran, dan seorang pemuda gagap. Ketiganya diterima oleh manajer itu dan keesokannya mereka mulai bekerja. Saat sore hari mereka melaporkan apa yang sudah dihasilkan dari pekerjaannya menjual Injil (Kitab Suci). Seorang bapak tua berhasil menjual 65, seorang pemuda gagah lebih tinggi 85 Kitab Suci terjual. Mereka berdua dipuji oleh manajer itu karena telah menjual banyak Injil. Tetapi manajer itu melihat sebelah mata ketika seorang pemuda gagap melaporkan hasil jualannya. Tetapi saat melapor ternyata pemuda gagap ini mampu menjual 200 Injil. Manajer kaget, dan memanggil seorang bapak tua dan pemuda gagah itu untuk melihat resep pemuda gagap dalam menjual Injil itu. Pemuda gagap hanya mengatakan, ”saya hanya punya resep, apakah orang-orang mau membeli Injil ini, ataukah saya akan membacakannya?” Spontan semua orang pasti mau membeli daripada dibacakan oleh pemuda gagap ini. Inilah bukti bahwa kesuksesan tidak dapat diukur oleh hal yang keliatan dari luar, tetapi dari dalam hati orang.
Demikian yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Yesus mengritik orang Farisi yang hanya mementingkan hal-hal yang keliatan dari luar, tanpa memperhatikan hal yang terdalam dari hati manusia. Tak heran Yesus menegur orang-orang Farisi ini menjadi pelajaran bagi semua orang. Paulus juga mengingatkan para pengikut Yesus untuk bebas dari hukum Taurat atas sunat yang kelihatan, melainkan Kristus Yesus sebagai lambang kasih karunia Allah dalam hati manusia. Mari kita melihat kedalam hati manusia, bukan hanya dari penglihatan fisiknya saja. Tuhan memberkati.
Dalam memperingati Hari Pangan Sedunia ini pun kita diingatkan untuk tidak melihat penampilan fisik saja. Makanan instan cepat saji mungkin saja tampak sangat menarik tetapi di dalamnya terkandung komponen-komponen yang tidak baik bagi kesehatan kita. Makanan lokal yang dimasak sendiri mungkin tidak berpenampilan baik, namun kandungan gizinya bisa lebih baik dan menyehatkan.
Pertanyaan reflektif:
Apakah selama ini kita mudah menghakimi sesama kita daripada kita menaruh belaskasihan kepada sesama kita?
Doa:
Ya Tuhan, ajarlah kami mengerti kedalaman hati manusia yang memurnikan kami. Bukan tampilan fisik yang kami lihat, tetapi hati nurani terdalam di mana bersemayam suara hati Allah. Biarlah kami belajar dari firman Allah dan Yesus sebagai Sabda Allah yang hidup agar kami mengerti kualitas hidup kami dari kedalaman hati. Amin. (RD V. Rudy Hartono)
Keterangan foto: Cawan, ilustrasi dari dapetza2007.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.