MIRIFICA.NEWS, Purwokerto – Bupati Banyumas Achmad Husein mengajak umat Katolik Keuskupan Purwokerto untuk ikut menyebarkan kabar sukcita, mewartakan nilai-nilai persaudaraan, solidaritas dan nilai Injili kepada setiap orang. Ia berharap, kemajuan teknologi komunikasi saat ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin demi kesejahteraan bersama.
Ajakan dan harapan itu disampaikan Bupati Achmad saat membuka secara resmi perayaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia Ke-51 di Aula Paschal, Keuskupan Purwokerto, Senin (22/5/2017).
“Dahulu sebelum ada peralatan komunikasi canggih, orang tua kita itu susah sekali menjalin komunikasi, mereka hanya bisa berkomunikasi lewat perantara, lewat pengeras suara saja, tapi kehidupan mereka begitu harmonis,” ujarnya.
Namun menurutnya, sekarang ini dengan kemajuan alat komunikasi, orang bukannya semakin berkembang ke arah yang lebih. Perkembangan alat komunikasi justru diikuti dengan cara berkomunikasi yang mendatangkan konflik, saling curiga dan tidak percaya satu sama lain. Inilah masalanya.
Ia melihat hal itu terjadi karena setiap orang bebas menyebarkan pikirannya tanpa mempertimbangkan apakah pikirannya itu baik untuk orang atau tidak.
Pada seremoni pembukaan PKSN KWI yang juga dihadiri oleh ketua Komisi KOMSOS KWI, Mgr. Hilarion Datus Lega, Admnistrator Keuskupan Purwokerto, Romo Tarsisius Puryatno, Sekretaris Komisi KOMSOS KWI, Romo Kamilus Pantus,Ketua Komsos Keuskupan Purwokerto, Romo Teguh Budiarto, para ketua komsos dari sejumlah keukupan di Indonesia dan umat Katolik Keuskupan Purwokerto, itu b upati Husein mengharapkan agar sikap perlawanan terhadap segala bentuk komunikasi yang salah ini harus menjadi sebuah gerakan bersama.
Ia juga berharap kalau ada informasi apapun, kalau ada berita apapun agar jangan ditelan mentah-mentah, jangan langsung disebarkan karena berita itu bisa masuk kepada siapa saja kapan dan di manapun.
Agar sebuah berita dapat bermanfaat bagi orang lain, Husein membagikan 3 (tiga) tips yang dapat dijadikan panduan dalam berkomunikasi. Pertama, berita itu hendaknya tidak membahayakan orang lain, tidak akan merugikan orang lain, dan tidak melanggar hukum. Kedua, berita itu harus membawa dampak positip bagi lingkungan sekitar,termasuk dengan diri sendiri. Selama itu terjadi maka lakukanlah dengan ikhlas dan tulus. Dan, Ketiga, berita yang disebarkan mampu mendatangkan kebahagiaan bagi orang banyak, bukan kehancuran.
Terkait siuasi bangsa akhir-akhir ini,di mana ada keinginan sekelompok orang yang hendak mengganti ideologi negara dan menghancurkan NKRI, Husein menegaskan bahwa para pendiri bangsa dulu sama sekali tidak pernah berpikir sektarian.
“Para pendiri bangsa ini selalu berpikir dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila sebagai falsafah hidup,”ujarnya.
“Ini kita sudah dalam langkah yang benar, dalam koridor yang benar. Negara ini tidak didirikan untuk satu golongan saja, tidak untuk Islam saja, tidak untuk Kristen saja, tidak untuk Katolik saja, tidak untuk Hindu saja, tidak untuk Budha saja, bahkan tidak untuk penganut kepercayaan saja.
Karenanya, marilah kita tetap teguh dalam pendirian bahw NKRI adalah satu-satunya wadah bagi kita bersama sebagai saudara sebangsa dan setanah air.
“Saling pengertian di antara kita, berbagi rasa, saling berebut untuk memberi, saling berebut untuk mengasihi dan bukan saling berebut untuk menguasai,” pungkasnya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.