Setelah lama mengusahakan kesucian diri dengan matiraga dan amal saleh, seorang pemuda datang kepada Tuhan. Ia berkata, “Ya Tuhanku, lindungilah aku dari perbuatan dosa terhadap-Mu.”
Dilihatnya dalam doa itu Tuhan tersenyum kepadanya. Ada suara yang menggetarkankalbunya, “Ya, anak-Ku. Semua orang berdoa seperti itu. Jika Kukabulkan semua doa permohonan itu, kepada siapa nanti akan Kutunjukkan rasa belas kasih-Ku? Kepada siapa akan Kuberikan pengampunan-Ku?”
Pemuda itu merasa bingung dengan suara Tuhan itu. Lantas ia berkata, “Tetapi aku merasa begitu tidak pantas. Setiap kali aku ingin bangkit dari kedosaanku, pada saat itu pula aku bermandi lumpur dosa. Aku lemah, aku berdosa. Aku ingin lepas dari situasi ini.”
Tuhan tersenyum mendengar keluh kesah pemuda itu. Lalu Tuhan mendekatinya dan membelai rambut pemuda itu. Tuhan berkata, “Aku menerimamu apa adanya. Bukan karena engkau suci dan tidak berdosa, anak-Ku.”
Orang selalu beranggapan bahwa hidup dekat dengan Tuhan itu hanya orang-orang yang suci. Ternyata tidak. Tuhan yang mahapengasih dan mahapenyayang itu menerima semua orang yang datang kepadaNya. Tuhan tidak pernah menolak ciptaan-Nya, apa pun situasi hidup mereka.
Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa dosa bukan menjadi halangan bagi Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Justru Tuhan begitu berkenan kepada orang yang berdosa. Tuhan tidak memandang banyaknya dosa. Yang penting manusia mau menyesali dosa dan kembali kepada Tuhan. Karena itu, pertobatan menjadi hal yang mesti selalu diutamakan dalam hidup manusia.
Dalam pengajaran-Nya, Yesus selalu mengatakan bahwa Ia datang pertama-tama untuk manusia yang berdosa. Ia membawa mereka kembali kepada Tuhan. Ia selalu menghargai sesal dan tobat dari manusia. Karena itu, bagi Yesus, lebih berharga seorang berdosa yang bertobat daripada seratus orang yang suci yang tidak perlu bertobat.
Karena itu, pertobatan mesti selalu diutamakan dalam hidup ini. Pertobatan itu sumber keselamatan bagi manusia. Pertobatan itu membawa orang kepada Tuhan yang mahapengasih dan penyayang.
Sebagai orang beriman, kita ingin agar kita menyadari diri kita sebagai orang yang berdosa. Tidak ada orang yang tidak pernah melakukan dosa dalam hidupnya. Namun yang penting adalah kita mau menyesali dosa-dosa kita dan hidup sesuai dengan ajaran Tuhan.
Mari kita berusaha untuk terus-menerus bertobat dalam hidup kita sehari-hari. Dengan bertobat, kita akan memiliki hidup yang abadi. Tuhan berkenan kepada kita yang mau meninggalkan dosa-dosa dan hidup menurut ajaran Tuhan.
Tuhan memberkati.
Keterangan foto: Ilustrasi dari www.facebook.com
Imam religius anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus (SCJ); sekarang Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Palembang dan Ketua Signis Indonesia; pengelola majalah “Fiat” dan “Komunio” Keuskupan Agung Palembang.