SEMENJAK zaman Musa, penderita penyakit kusta mengalami perlakuan diskriminasi.
Mereka diasingkan, harus tinggal jauh dari pemukiman penduduk dan dianggap najis.
Kehadiran Yesus membawa perubahan.
Bagi Yesus kesucian rohani jauh lebih penting daripada penampilan jasmani.
Lewat sentuhan kasihNya, orang kustapun sembuh.
Mari teladani sikap Yesus yang tidak membeda-bedakan status atau latar belakang seseorang.
Layani semua orang, jangan hanya fokus pada golongan atau tempat tertentu saja.
Dan saat kita sendiri mengalami kasihNya, maka sebagai ungkapan syukur kita kepadaNya, mari
- tumbuhkan iman, percaya penuh kepadaNya, jangan hanya mengejar mukjizatNya
- taati sabdaNya dan terapkan dalam kehidupan
- bertobat dan berusaha membuang segala ‘kenajisan rohani’ seperti iri hati, dendam, kebencian
- berpartisipasi dalam pelayanan kasih, lakukan dengan tulus, demi kemuliaan namaNya bukan mencari popularitas diri
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.