EKARISTI Kudus kemarin menjadi awal dari rangkaian pelatihan public speaking Keuskupan Denpasar yang berjalan sampai besok (18/8). Bertempat di kapel Pusat Pastoral Keuskupan Denpasar, misa dipimpin uskup Keuskupan Denpasar, Mgr. Silvester San, Pr, secara konselebrasi bersama Pastor Albert, OCD dan Pastor Eli, Pr.
Mengambil kotbah dari Injil hari ini, Matius 19:23-30, Mgr. Silvester menjelaskan tafsir alkitabiah kontektual mengenai perumpamaan yang digunakan Yesus Kristus: “..lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. (ay. 24)”.
“Perumpamaan Yesus terkesan hiperbola,” kata Mgr. Silvester, “Kita perlu melihat perumpamaan ini dalam konteks zaman Yesus.” Beliau menjelaskan, ketika zaman Kristus, kota-kota dikeliling oleh benteng untuk berlindung dari musuh. “Selain gerbang besar benteng kota, ada pintu kecil yang hanya setinggi satu meter, yang disebut lubang jarum,” tukasnya. Lubang jarum ini adalah strategi perang mempersulit pergerakan serangan musuh sehingga mereka kesulitan masuk kota dan bisa dikalahkan karena masuk satu per satu.
“Unta sebetulnya bisa lewat lubang jarum itu, tapi biasanya unta memikul banyak bawaan. Orang tentu tidak mau melepas bawaan unta itu supaya unta bisa lewat (tapi barang bawaannya tidak),” ujar bapa uskup.
“Sama seperti orang kaya. Bagaimana bisa masuk surga bila ia tidak mau melepas harta duniawi untuk melewati ‘lubang jarum’ surgawi?”
Mgr. Silvester mengingatkan, kita perlu lebih bermurah hati dan peduli dengan sesama. “Harta itu ibarat air garam. Makin banyak diminum, makin haus,” kata bapa uskup di penghujung kotbahnya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.