Berani menghada[i tantangan karena iman, gambar by Komsos KWI.

Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia

Ef 1:11-14, Luk 12:1-7 

Berani menghadapi Tantangan karena Iman

 “Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” (Luk 12:5)

 Umumnya, kita mengenal tempe dan tapai. Ragi berperan mengubah kacang kedelai menjadi tempe dan singkong menjadi tapai. Ragi berbentuk butiran tepung halus. Sebenarnya ragi adalah bibit jamur. Ragi ditabur di atas singkong atau kedelai . Terjadilah proses fermentasi dimana jamur tempe atau ragi itu akan tumbuh, menyebar ke seluruh bahan, dan mengubah singkong menjadi tapai dan kedelai menjadi tempe.  Dengan mata telanjang, sulit kita melihat seperti apa peran ragi dalam proses itu.

Masyarakat pada zaman Yesus juga paham sekali kegunaan ragi. Dalam kehidupan mereka sehari-hari, mereka menggunakan ragi dalam pembuatan roti dan anggur. Ragi memiliki daya ubah.  Dalam pembuatan makanan, ragi berguna. Namun dalam ajaran Yesus, cara kerja ragi dipersamakan dengan sikap munafik orang Yahudi dalam hidup beriman dan bermasyarakat. Yesus mengajak para murid waspadi. Sikap pura-pura suci, pura-pura saleh yang diperlihatkan oleh orang Yahudi mudah menular, tumbuh, dan mempengaruhi sikap beriman murid-murid Yesus juga.

Beriman sejati membutuhkan perjuangan. Di beberapa tempat, umat Kristiani takut menunjukkan identitas diri sebagai murid Yesus. Membangun tempat ibadah dihambat. Mengadakan ibadat di rumah diganggu. Bertindak jujur di tempat kerja justru dijauhi. Kesulitan-kesulitan seperti itu dapat menyebabkan orang kristiani memilih untuk menyembunyikan identitasnya dan bersikap berpura-pura  untuk mencari aman. Berani menghadapi tantangan seringkali justru membuat iman makin bertumbuh, sementara bersikap munafik  dan menghindari tantangan justru membuat iman para murid Yesus menjadi kerdil dan mati.

Sumber keberanian itu berasal dari iman yang meyakini kebenaran sabda Yesus sendiri. Ia menyatakan bahwa hanya Allah yang boleh ditakuti dan bahwa kita dicintai Allah.  Yesus mengajak kita untuk bersikap tulus dan jujur dalam beriman dan bermasyarakat, dan mengurangi sikap berpura-pura. Kemunafikan adalah sikap yang berlawanan dengan semangat untuk semakin mencintai dan melayani.

 Pertanyaan reflektif:

Apakah dalam kehidupan sehari-hari kita masih berpura-pura supaya dianggap baik, dianggap saleh?

Doa:

Ya, Bapa. Para murid Yesus menghadapi aneka tantangan dan kesulitan. Dalam diri Yesus kami menemukan keberanian menghadapi kesulitan-kesulitan itu. Yesus berani menghadapi tantangan dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan setia. Ajarilah kami supaya sabar, dan tabah dalam menghadapi aneka tantangan dan kesulitan. Karena cinta Tuhan  menguatkan kami.   Amin. (ML. Supama)