Beranda KWI Belajar Menjadi Orator pada Yesus

Belajar Menjadi Orator pada Yesus

AULA utama Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret Maumere, Flores, NTT pada Jumat (2/10) sore dipenuhi oleh 98 frater diosesan yang berkumpul untuk mengikuti acara pembukaan Pelatihan Menulis Produktif dan Public Speaking.  Pelatihan yang diselenggarakan Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Wali Gereja Indonesia ini diikuti oleh para calon imam yang masih duduk di semester lima, tujuh, dan pascasarjana jurusan filsafat.

Ini adalah pelatihan yang pertama kali diadakan di Seminari St. Petrus Ritapiret. Sehingga bagi para frater, ini merupakan momen penting dan istimewa untuk bisa belajar menjadi pewarta, penulis, pembicara sekaligus orator ulung seperti Yesus yang selalu siap mewartakan Injil di dunia ini.

Bagi frater Matulesit, menulis bisa berarti kebebasan. Sementara bagi mereka yang terjebak dalam ketidakadilan menulis bisa berarti perang melawan penjajahan. “Dalam kesempatan kali ini, kita memeroleh satu momen bahagia dan istimewa untuk bisa belajar sebagai pewarta dan pembicara yang siap mewartawakn Kristus di dunia ini.” ujar frater asal Keuskupan Ruteng Manggarai.

Ibadah Sabda membuka serangkaian acara dan kegiatan Pelatihan Menulis Produktif dan Public speaking, yang akan berlangsung selama 3 hari. Ibadah sabda dipimpin oleh Frater Wawan, asal keuskupan Agung Ende.

Dalam Injil Lukas dikisahkan saat dimana Yesus mulai tampil untuk pertama kalinya di hadapan publik. Ini terjadi setelah Dia berpuasa selama 40 hari. Dan Dia memulai karyanya dengan berkata-kata dan berbicara, bersabda di hadapan banyak orang. Kata-kata Yesus telah memunculkan dua reaksi yakni kekaguman sekaligus tidak suka di kalangan Orang Yahudi.

“Kata-kata indah yang diucapkan Yesus telah mampu membuat orang yang mendengarnya menjadi kagum. Mungkin bisa dikatakan ini adalah bentuk Public Speaking yang pertama dilakukan Yesus,”ujar Frater Wawan.

Melalui kata-kata  dan sabdaNya, Yesus memberi kesadaran dan pemahaman baru kepada masnusia, akan kebaikan dan rahmat Allah itu tidak lagi menjadi harapan seperti yang diwacanakan para nabi. Sebaliknya, harapan itu telah menjadi kenyataan dalam diri Yesus yang patut disyukuri.

Melalui kata-kataNya Yesus juga menegaskan sebuah seruan, agar manusia dalam hidupnya boleh menyadari akan  kebaikan Tuhan yang begitu total.

Kata-kata Yesus sungguh berdaya, membawa kesembuhan, kesejahteraan, rahmat dan keselamatan. Berbagai sarana telah dipakai hingga Ia berhasil memikat hati banyak orang. Bahkan ketika berhadapan dengan orang-orang yang menolakNya, ia tetap tampil dengan kata-kata yang penuh kuasa. Yesus menunjukkan dirinya adalah orator ulung.

“Semoga dengan pelatihan ini, kita akan memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi karya kita sebagai pewarta, penulis, dan pembicara, orator ulung seperti Yesus” tutup Frater Wawan Kuwa.