SERAFINO, lahir pada 1 Februari 1747 di dekat Brera, Milan. Ia berasal dari keluarga yang sederhana, Ayahnya memiliki toko gandum kecil di daerah itu. Keinginan untuk menjadi seorang imam sangat kuat timbul dalam dirinya, meskipun berbagi keterbatasan menghadang namun tak memadamkan tekatnya. Kerja keras dan bertekun dalam belajar merupakan bentuk disiplin yang ia terapkan dalam dirinya. Serikat Jesuit melihat potensi dalam diri Serafino dan dengan tangan terbuka menerimanya untuk turut serta mengambil bagian perjuangan para Jesuit. Menerima pendidikan dan asrama, tanpa dipungut biaya merupakan bagian dari bentuk dukungan dan perpanjangan tangan Tuhan baginya untuk menjadi seorang Imam.
Berkat karakternya yang baik, banyak orang menyukai keberadaannya, hadir selalu tepat waktu, rapi dalam berpakaian, sopan dan murah senyum. Kehadirannya merupakan gambaran rahmat kasih dan hadirat Tuhan bagi sesama. Sesaat setelah menerima tahbisan Imam, ditugaskan sebagai Imam Paroki, ia habiskan berjam-jam waktunya untuk berlutut di gereja, memberikan pengakuan dosa dan berbagai pelayanan sebagai tugas kehormatan bagi umat dan setiap orang yang ia temui.
Serafino juga dikenal karena kemurahan hatinya bagi orang miskin dan orang sakit, ia rela memberikan makanan dan kasurnya bagi mereka yang lapar dan tidak punya tempat untuk beristirahat, sebuah teladan pengorbanan hidup dan amal kasih melekat pada dirinya. Kesalehannya berdampak luar biasa bagi perubahan hidup seseorang hingga berbalik kepada Kristus sang pencipta. Wafat pada 13 April 1822, peringatan baginya tetap dikenang hingga hari ini.
(santiebeati.it)
Inspirasimu: Santo Zenon dari Verona : 12 April
Staf Komisi Komunikasi Sosial, Konferensi Waligereja Indonesia, sejak Januari 2019-…