JAMES DUCKETT adalah seorang Inggris yang hidup dalam masa pemerintahan Ratu Elizabeth I. Pemuda James magang pada sebuah percetakan di London. Karena pekerjaannya inilah ia mengenal sebuah buku berjudul Pondasi Kokoh Agama Katolik.
Ia mempelajarinya dengan seksama dan menjadi yakin akan kebenaran Gereja Katolik. Pada masa itu, di Inggris umat Katolik mengalami penganiayaan. James memutuskan bahwa bagaimanapun ia tetap ingin menjadi seorang Katolik dan siap menanggung segala konsekuensinya. Pemimpin ibadah di gerejanya yang terdahulu datang mencarinya sebab James adalah seorang yang tekun ke gereja. Tetapi James tidak mau kembali. Dua kali untuk masa yang singkat ia dijebloskan ke dalam penjara karena ketegaran hatinya itu. Dua kali majikannya menengahi dan membebaskannya. Tetapi kemudian sang majikan meminta James untuk mencari pekerjan di tempat lain.
James Duckett tahu bahwa ia tidak akan kembali. Ia mencari dan akhirnya menemukan seorang imam Katolik yang menyamar di penjara Gatehouse. Sang imam tua, “Mr. Weekes,” membimbingnya dalam iman dan diterima dalam pangkuan Gereja Katolik. Beato Duckett tidak pernah lupa bahwa sebuah bukulah yang menghantarnya kembali ke pangkuan Gereja Khatolik. Sebab itu ia menganggap sebagai tanggung jawabnya untuk menyediakan buku-buku Katolik bagi orang banyak. Ia tahu bahwa buku-buku ini akan menyemangati dan mengajar mereka. “Pekerjaannya” ini sungguh berbahaya hingga ia melewatkan sembilan tahun dari duabelas tahun hidup perkawinannya dalam penjara.
Akhirnya ia dihadapkan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati atas kesaksian satu orang, Peter Bullock, seorang penjilid buku. Peter memberi kesaksian bahwa ia mengerjakan penjilidan buku-buku Katolik untuk Duckett, “seorang penghujat besar”. Peter Bullock berbalik menjadi seorang pengkhianat sebab ia dijebloskan ke dalam penjara karena masalah-masalah lain; dengan kesaksiannya ia berharap dapat dibebaskan dari penjara.
Keduanya dijatuhi hukuman mati pada hari yang sama. Di tiang gantungan di Tyburn, Beato Duckett meyakinkan Bullock bahwa ia telah mengampuninya. Sementara mereka berdua menyongsong maut, Duckett terus menyemangati rekannya untuk menerima iman Katolik. Lalu tali-tali dikalungkan pada leher mereka.
Beato Duckett wafat sebagai martir pada tahun 1602.
Sumber: katakombe.org
Inspirasimu: Beata Maria dari Inkarnasi : 18 April
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.