GHEBRE-MICHAEL adalah seorang biarawan dari Gereja Orthodox Ethiopia (Gereja ini adalah bagian dari Gereja Ortodhox Oriental dan tidak berada dalam persekutuan dengan Gereja Katolik Roma) yang menjadi martir karena menerima iman Katolik. Ia lahir di Ethiopia pada sekitar tahun 1790, pada usia kanak-kanak ia telah kehilangan satu bola matanya dalam sebuah kecelakaan. Walaupun cacat, namun Ghebre-Michael tidak kehilangan cita-citanya untuk menjadi seorang biarawan. Karena itu setelah menyelesaikan sekolah menengah, ia masuk biara Mertulai-Miryam di Ethiopia. Dalam biara, Ghebre-Michael segera menunjukkan dirinya sebagai seorang biarawan pintar dan saleh.
Ia memiliki minat yang besar dalam sejarah kehidupan monastik (kehidupan membiara). Dalam penelitian dan usahanya mencari kebenaran teologis, Ghebre-Michael menemukan bahwa banyak rekan-rekan biarawan dan para imam Orthodox yang membencinya, bahkan memusuhinya. Percobaan pembunuhan atas dirinya ini tidak membuat Ghebre-Michael mundur, ia tetap kokoh pada pencarian spritualnya dan tetap melanjutkan penelitiannya sambil terus berdoa memohon penerangan ilahi agar dapat menemukan kebenaran sejati mengenai Yesus Kristus.
Pada bulan September 1843 Ghebre-Michael bertemu dengan Santo Yustinus de Yakobis, seorang imam Kongregasi Misi (Vincentian), Vikaris Apostolik wilayah Ethiopia dan juga Uskup Nilopolis (di wilayah Mesir). Dalam pertemuan ini Michael dengan tegas menyatakan keinginannya untuk menjadi seorang Katolik. Bapa Uskup Yustinus de Yakobis tidak begitu saja menerima biarawan Gereja Orthodox Ethiopia itu ke dalam Gereja Katolik; beliau menunggu sampai beberapa bulan lamanya demi melihat kesungguhan Ghebre-Michael, baru kemudian menerimanya menjadi anggota keluarga Gereja Katolik pada tahun 1844. Dalam tahun itu juga, terdapat tiga puluh tujuh orang awam Ethiopia yang telah diterima ke dalam Gereja Katolik dan enam orang biarawan Gereja Orthodox Ethiopia yang mengikuti jejak Ghebre-Michael dan meminta agar diterima menjadi anggota keluarga Gereja Katholik. Tujuh tahun kemudian (1851), Uskup Yustinus mentahiskan Ghebre-Michael menjadi seorang imam dari Tarekat konggregasi Misi; sebuah Konggregasi Imam yang didirikan oleh santo Vincentius de Paulo.
Bersama uskup Yustinus, Ghebre-Michael giat mengajar agama dan membangun sebuah kolose untuk mendidik anak-anak Ethiopia. Atas restu Uskup Yustinus pula ia dapat mendirikan sebuah seminari untuk mendidik calon-calon imam pribumi Etiopia. Semua kegiatan ini membuat Abuna Salama III meradang. Atas hasutannya, raja Ethiopia saat itu, Tewodros II, melancarkan penganiayaan besar-besaran atas semua orang lain yang bukan anggota Gereja Orthodox Ethiopia. Pater Ghebre-Michael adalah sasaran utama mereka. Ia bersama beberapa orang katolik pengikutnya ditangkap dan dianiaya dengan sangat mengerikan. Ia dipenjarakan di dalam sebuah kandang ternak yang sangat kotor dan hampir setiap hari disesah dan dianiaya.
Setiap kali mengalami penderitaan, ia dengan tenang dan tegas menjawab: “Karena imanku aku akan tetap melawan kamu, namun demi cinta kasih Kristiani aku akan terus berbuat baik kepada kamu.” Akhirnya setelah mengalami penganiayaan dan penderitaan yang berkepanjangan, dan karena serangan penyakit kolera, Pater Ghebre-Michael meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 1855.
Sumber : Katakombe.Org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.