Beranda BERITA Bapa Suci: Tak ada ruang bagi Individualisme Dalam Doa

Bapa Suci: Tak ada ruang bagi Individualisme Dalam Doa

Roma, Mirifica.net – doa bukan hanya sebuah dialog pribadi dan intim seseorang dengan Allah, melainkan juga sebuah kesempatan bagi seorang Kristiani untuk mendoakan kepentingan sesama,  ungkap Sri Paus.

“Tak ada ruang bagi individualisme di dalam dialog dengan Allah,” ujar Sri Paus dalam audiensi umum 13 Februari. “Doa pribadi tidak hanya melulu menampilkan masalah pribadi, seolah-olah hanya kita di dunia yang menderita. Namun doa yang dipanjatkan juga bagi sesama saudara saudari kaum beriman”.

Saat tiba di aula Paulus VI, Sri Paus disambut dengan iringan dari paduan suara anak-anak yang menyanyikan lagu yang diciptakan sesuai dengan 3 kata penting bagi kehidupan berkeluarga yang diajarkannya yakni “tolong,” “terima kasih” dan “maaf.” Berjalan menyusuri lorong tengah aula, Bapa suci menyapa dengan sukacita para audiensi yang mengulurkan tangan untuk menyambutnya, memberkati religious objects” atau memberikan ciuman bagi para bayi mereka.

Melanjutkan sesinya dalam pembahasan “Bapa Kita,” Seperti dilansir cruxnow.com, Sri Paus memfokuskan refleksinya pada petunjuk Yesus mengenai cara berdoa, yang dikatakannya merupakan sebuah tindakan rahasia pribadi yang terlihat hanya kepada Allah. Di dalam doa, hendaknya menghindari adanya kepalsuan dihadapan Allah, karena mustahil untuk berpura-pura. Tidak ada trik yang memiliki kekuatan dihadapan-Nya. Allah mengenal kita dengan menelanjangi hati nurani dan mustahil untuk berpura-pura.

Sementara berdoa merupakan tindakan intim, sama halnya dengan “bertukar pandang antara dua orang yang saling menyayangi”, ungkap Sri Paus bahwa benar dalam berdoa, seorang Kristiani juga membawa hati mereka bagi orang yang dikasihi dan menderita.

Sri Paus menggaris bawahi “kekosongan” kata “Aku” di seluruh teks “Bapa Kami,” dikatakannya bahwa setiap orang berharga. Bapa juga mencatatkan doa permohonan untuk “kita”, sebagai contoh berilah kami rezeki pada hari ini; ampunilah kesalahan kami; janganlah masukan kami ke dalam pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Bahkan pertanyaan manusia yang paling mendasar seperti kebutuhan makanan untuk menghilangkan rasa lapar, semuanya dalam bentuk jamak, jelasnya. Di dalam doa orang Kristen, tidak ada seorangpun yang meminta rezeki untuk dirinya sendiri, namun memohonkan untuk setiap orang di dunia.

Berdasarkan pernyataan yang sudah dibuatnya, Sri Paus teringat pembelajaran yang ia dapatkan dari  obrolan dengan seorang di penjara, yang mengungkapkan bahwa kebalikan dari kata “aku” bukanlah “kamu” melainkan “kita”. Orang Kristen, lanjutnya, harus selalu mengikutsertakan berbagai kesulitan, penderitaan, dan pergumulan sesama dalam doa mereka di hadapan Allah. Jika seseorang tidak memiliki empati kepada  mereka yang kurang beruntung, “maka hatinya terbuat dari batu.”

“Para orang suci dan pendosa, kita semua adalah saudara dan saudari dikasihi Bapa yang sama,” jelas Bapa Suci. Menjelang akhir kehidupan, kita akan dihakimi berdasarkan cinta kasih. Bagaimana kita mengasihi. Bukan hanya cinta yang sentimental tetapi cinta kasih dan wujud nyata sesuai dengan perintah Injil bahwa Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Kredit Foto: https://www.google.com/url?