Beranda OPINI Badai Pasti Berlalu, tapi Kemesraan Jangan Sampai Berlalu

Badai Pasti Berlalu, tapi Kemesraan Jangan Sampai Berlalu

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Luk 21, 33)

‘BERLALU’ merupakan istilah yang banyak disebut dalam lagu, novel, film atau dalam hidup sehari-hari.

Almarhum penyanyi pencipta lagu Chrisye pernah menyanyikan sebuah lagu “Badai pasti berlalu”.

Marga T pernah menulis novel dengan judul “Badai pasti berlalu”. Novel ini juga pernah difilmkan dan ditonton banyak orang.

Berlalu artinya lewat atau pergi. Badai pasti berlalu. Tetapi banyak hal dan peristiwa juga berlalu dari kehidupan kita, seiring dengan berjalannya waktu, bergantinya hari dan bertambahnya usia seseorang serta berubahnya zaman.

Masa kanak-kanak telah lama berlalu; masa remaja dan masa muda juga sudah berlalu. Kegembiraan anak desa yang bermain lumpur, mencari belut dan menunggang kerbau telah berlalu. Kenakalan seminaris yang lompat jendela dan kabur juga berlalu.

Kehangatan keluarga saat makan bersama dan rebutan ikan asin juga berlalu. Pengalaman pahit saat banjir datang dan tanah longsor menerjang juga berlalu. Banyak hal dan peristiwa telah terjadi atau terlaksana dan menjadi masa lalu dan pasti akan segera berlalu.

Sekalipun banyak orang ingin dan berharap agar ‘kemesraan ini janganlah cepat berlalu’, namun kemesraan pun berlalu tanpa bisa ditunda lagi. Banyak orang berusaha menuliskan hal-hal dan peristiwa yang telah terjadi atau berlalu serta mewariskannya kepada generasi berikutnya. Banyak orang mengumpulkan kisah-kisah, gambar dan foto dari masa lalu. (Baca juga:  Indah dan Nikmatnya Hidup di Pedesaan)

Saat ini banyak cara dan sarana untuk membuat dokumentasi, agar peristiwa yang sudah berlalu tetap relevan dan aktual bagi generasi jaman ini. Banyak orang juga tidak mau bahwa saat-saat indah kehidupan sekarang berlalu begitu saja.

Maka dengan gadgetnya, mereka mengambil dan menyimpan berbagai peristiwa indah dalam hidupnya. Ada juga orang yang tidak peduli dengan hal yang sudah berlalu. “Sing uwis, yo uwis! Yang sudah, ya sudah! Gak usah diingat dan diulang lagi.”

Bahkan ada juga orang yang berusaha menghapus dan meniadakan ‘masa lalunya’ dari hidupnya. Saya tidak tahu, apakah mereka berhasil menghapus ‘memory’ dari hal-hal yang sudah berlalu dan memformat-nya kembali?

Segala-galanya boleh berlalu; bahkan langit dan bumi, dimana manusia hidup, juga akan berlalu. Tetapi Sabda Tuhan tidak akan berlalu. Sabda Tuhan akan tetap tumbuh dan menghasilkan buah.

Teman-teman selamat siang dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)Badai_Pasti_Berlalu_novel_1974