13 Oktober 2022, Bacaan Injil 13 Oktober 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 13 Oktober 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 13 Oktober 2022, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik
Ilustrasi: Google

Bacaan Pertama: Ef 4:1-7.11-13

Ada yang dianugerahi menjadi rasul, ada yang menjadi pewarta Injil.

Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, menasehati kamu, supaya sebagai orang-orang yang telah dipanggil, kamu hidup sepadan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh
dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu; satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, yang di atas semua, menyertai semua dan menjiwai semua.

Akan tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.
Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita Injil, gembala umat, maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan demi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-3.4-5 R:5a

Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

  • Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
  • Meskpun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.

Bacaan Injil: Mat 9:9-13

Berdirilah Matius, lalu mengikuti Yesus.

Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia.

Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa,
makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas-kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Matius, pemungut cukai, dipanggil Yesus untuk mengikuti-Nya. Pada zamannya, para pemungut cukai diberi stigma sebagai orang berdosa. Dosa mereka berlipat karena mereka dianggap pengkhianat bangsa. Mereka bekerja untuk penjajah sekaligus mereka adalah koruptor. Sanksi sosial yang mereka dapat adalah mereka dicappendosa, setara dengan orang kusta yang harus dikucilkan dan disingkirkan dari masyarakat.

Yesus datang membawa kabar gembira yang memerdekakan dan menghidupkan. Peristiwa panggilan Matius menjadi kesempatan untuk menyampaikan warta pembebasan yang ditawarkan-Nya: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat 9: 12-13).

Yesus dalam Injil Matius dipotret sebagai Musa baru yang membawa kebaruan dalam hidup keagamaan. Ia membawa kepenuhan hukum Taurat dan menyempurnakannya dalam hukum baru yaitu kasih. Ia membawa pesan pembaruan dalam manifesto ”Khotbah di Bukit” yang mengandung pengajaran radikal dan revolusier. Revolusi yang ditawarkan bukan dengan kekerasan dan people power, bukan pula untuk tujuan kekuasaan politik. Melainkan Revolusi Hati yang membongkar akar-akar kodrat kemanusiaan menuju sebuah transformasi kemanusiaan yang diterangi inspirasi Injil untuk hadirnya Kerajaan Allah.

Yesus menancapkan sebuah tolok ukur dan standar baru dalam penghayatan hidup keagamaan yang telah menjadi kaku dan beku serta dibajak oleh hasrat untuk kekuasaan yang mengancam kemanusiaan dan bukan meluhurkan martabat kemanusiaan. ”Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 5:20). Pembaharuan dirumuskan dengan menarik garis tegas pembeda:Misalnya, ”Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga.” (Mat 5:43-46).

Tuhan Yesus, bersama St. Matius, semoga kami kami boleh menjadi pewarta sukacita Injil yang memerdekakan dan menyelamatkan. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu XXV