Bacaan Pertama: Hos 2:13.14b-15.18-19
Aku akan menjadikan dikau isteriku untuk selama-lamanya.
Inilah sabda Tuhan, “Aku akan membujuk umat kesayangan-Ku dan membawanya ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. Di sana ia akan merelakan diri seperti pada masa mudanya, seperti ketika ia berangkat keluar dari tanah Mesir. Maka pada waktu itu, demikianlah firman Tuhan, engkau akan memanggil Aku ‘Suamiku’, dan tidak lagi memanggil Aku ‘Baalku’.
Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya, dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku
dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14 R:1
Tuhan itu pengasih dan penyayang.
- Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan, dan sangat terpuji, kebesaran-Nya tidak terselami.
- Angkatan demi angkatan akan memegahkan karya-karya-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung akan kukidungkan, dan karya-karya-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
- Kekuatan karya-karya-Mu yang dahsyat akan dimaklumkan, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Kenangan akan besarnya kebaikan-Mu akan dimasyhurkan, orang akan bersorak-sorai tentang keadilan-Mu.
- Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
Bait Pengantar Injil 2Tim 1:10b
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
Bacaan Injil Mat 9:18-26
Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup.
Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata, “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah, letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangun, dan bersama-sama murid-murid-Nya mengikuti orang itu. Pada waktu itu
seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hati, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata, “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan dikau.” Maka sejak saat itu juga sembuhlah wanita itu.
Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu, dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak yang ribut, berkatalah Ia, “Pergilah! Karena anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk. Dipegang-Nya tangan si anak, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan
Relasi Allah dengan umat-Nya dilukiskan oleh Hosea seperti hubungan ”suami-istri”. Dalam relasi tersebut, kesetiaan dan janji dipertaruhkan. Ketidaksetiaan pada janji, menjadi bukti pengkhianatan terhadap kesetiaan yang Allah tunjukkan. Kerusakan akibat pengkhianatan dalam relasi dipulihkan Allah bagi Israel, bangsa pilihan-Nya. Tuhanlah yang memampukan mereka keluar dari masalah ketidaksetiaan yang berujung ”pembuangan”. Namun, Tuhan tetap setia dan memulihkan situasi ”chaos” umat pilihan-Nya itu. Tuhan yang setia menuntut kesetiaan agar umat mengalami ganjaran atas kesetian mereka. Daud memuji betapa Tuhan itu ”pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya” (Mzm. 145:8). Tuhan senantiasa mau menunjukkan kebaikan-Nya itu bagi semua orang, dan rahmat-Nya penuh bagi segala yang dijadikan-Nya (bdk. Mzm. 145:9).
Wajah Tuhan yang setia dan senantiasa berbelas kasih itu sempurna dalam diri Yesus. Ia menyembuhkan perempuan yang sakit pendarahan (bdk. Mat. 9:22) dan menghidupkan kembali anak perempuan kepala rumah ibadat yang telah mati (bdk. Mat. 9:25). Iman kepada Yesus yang mampu menghidupkan anak perempuannya, menjadi alasan kepala rumah ibadat itu datang kepada Yesus dan keyakinan yang sama ada pada perempuan yang sudah dua belas tahun mengalami pendarahan. ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh” (Mat. 9: 21). Iman akan Yesus Kristus mesti nyata dalam hidup. Kesetiaan untuk mewujudkan iman dalam kehidupan menjadi kesempatan untuk berbuat dan bertindak seturut iman. Kesetiaan dalam beriman tak akan sia-sia, pasti ganjaran akan diterima dari Tuhan.
Tuhan, mampukan kami untuk berani mewujudnyatakan iman kami dalam hidup di mana pun kami berada. Sebab kami tahu bahwa Engkau tetap bertindak dan hadir di tengah-tengah kami. Amin.
Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR
Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 05 Juli 2020
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.