04 Oktober 2020, Bacaan, Bacaan 04 Oktober 2020, Bacaan Injil 04 Oktober 2020, Hari Minggu Biasa XXVII, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 04 Oktober 2020, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 04 Oktober 2020, Minggu Biasa XXVII, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Rabu Minggu Biasa XXVII, Renungan Harian Katolik 04 Oktober 2020, Renungan Katolik Harian, sabda tuhan, Ulasan eksegetis, Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu XXVII, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
ilustrasi

Bacaan Pertama Rom 8:18-25

Saudara-saudara, aku yakin, penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri,
melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulian anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin;
dan bukan hanya mahluk-mahluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan.
Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya?Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 126:1-6 R:3a

Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita.

  • Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
  • Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
  • Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
  • Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil Luk 13:18-21

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.” Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Iman setiap orang yang dibaptis, tidak serta merta menjadi matang dan mantap saat dibaptis. Butuh waktu dan proses untuk bertumbuh. Iman dan sikap kristiani yang mantap dapat dimulai dengan latihan-latihan yang kecil dan sederhana, tetapi berdampak besar dan dapat memberi kontribusi bagi pertumbuhan dan perkembangan hidup seseorang.

Pertumbuhan iman seseorang dapat dianalogikan dengan pertumbuhan biji sesawi yang kecil dan sederhana. Biji itu lebih kecil dari butiran pasir, tetapi setelah dihamburkan dan tumbuh, akan menghasilkan pohon yang tinggi, antara 2-3 meter, dan menjadi pohon yang memiliki daya tarik bagi binatang unggas, khususnya burung-burung untuk datang hinggap dan bersarang pada pohon sesawi itu.

Yesus menaburkan benih Sabda Allah dalam hati manusia. Pertumbuhan benih Sabda Allah dapat terjadi karena bimbingan Roh Kudus. Iman seseorang dapat berkembang dan bertumbuh subur berkat ketekunan dan keuletan untuk mendengarkan Firman Allah, merenungkannya dan menghidupinya dalam sikap-sikap hidup yang kecil dan sederhana di dalam keluarga, sekolah, di tempat kerja dan di tengah masyarakat. Kerajaan Allah dan nilai-nilai kebenarannya ditaburkan dalam hati manusia. Bagaimana nilai-nilai itu bertumbuh, Allah tetap bekerja. Namun dari pihak manusia pun mesti ada keterbukaan hati untuk menanggapi tawaran keselamatan Allah itu agar mekar dalam iman dan nyata dalam perbuatan sehari-hari.

Ya Allah, bukalah hatiku dengan Roh-Mu yang kudus, agar aku senantiasa tekun dan ulet merawat dan memelihara imanku dalam segala aspek kehidupanku. Amin.

 Sumber: Ziarah Rohani 2019, Obor Indonesia

Inspiirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik Minggu, 27 Oktober 2019