17 Desember 2021, Bacaan Injil 17 Desember 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 17 Desember 2021, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 17 Desember 2021, Minggu Adven III, minggu kerahiman ilahi, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2021, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat

Bacaan Pertama Dan 7:9-10.13-14

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa anak manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 97:1-2.5-6.9;R:1a.9a

Tuhan adalah Raja, mahatinggi di atas seluruh bumi.

  • Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  • Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  • Sebab, ya Tuhan, Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Bacaan Kedua 2Ptr 1:16-19

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada Nya dan mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Demikanlah sabda Tuhan.

(*Jika pesta jatuh di luar hari Minggu, dipilih satu bacaan sebelum bacaan Injil.)

Bait Pengantar Injil Mat 17:5c

Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.

Bacaan Injil Luk 9:28-36

Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus dan akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”  Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Identitas kedirian Yesus ditegaskan kembali oleh Allah Bapa dalam peristiwa penampakan kemuliaan di atas gunung. Kemuliaan Yesus ditunjukkan secara istimewa kepada ketiga murid. Yesus datang mewartakan Kabar Gembira melalui kehadiran dan perbuatan-Nya di tengah orang banyak. Pewartaan ini menyata dalam sabda kasih dan pengharapan, penyembuhan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan orang banyak dan kemuliaan bagi orang yang percaya. Semua tindak dan perbuatan yang menghidupkan ini tersimpul dalam satu identitas Yesus, bahwa Dialah Anak Allah yang terpilih (bdk. Luk. 9:35b). dan “Mesias dari Allah” seperti ditegaskan Rasul Petrus (bdk. Luk. 9:20b). Karena Yesus adalah Anak Allah yang terpilih, maka seluruh hidup, sabda, dan tindakan-Nya harus menjadi dasar dan tindakan para murid pula. Untuk itu, mendengarkan Yesus berarti pula menjadikan sabda-Nya sebagai dasar dan tindakan hidup. Penegasan identitas Yesus ini semakin menarik perhatian dengan keterpesonaan ketiga murid akan kemuliaan-Nya. Namun, Yesus tetap mengingatkan para murid untuk kembali kepada misi awal. Para murid mesti meninggalkan gunung keterpesonaan dan turun kembali ke tengah kehidupan sehari-hari. Itulah lahan pewartaan dan kesaksian hidup yang menjadi keseharian.

Apakah sabda Tuhan sudah menjadi dasar dan pegangan hidup kita?

Tuhan Yesus, bantulah aku agar sanggup dan setia untuk mengimani Engkau. Kuatkan aku untuk menjadikan sabda-Mu dasar hidupku hari demi hari. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia