Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 21 Desember 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 21 Desember 2019

22 Desember 2021, Bacaan Injil 22 Desember 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 22 Desember 2021, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 22 Desember 2021, Minggu Adven IV, minggu kerahiman ilahi, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2021, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: Catholicnewsworld

Bacaan Pertama Kid 2:8-14

Dengarlah! Itulah kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas perbukitan. Kekasihku laksana kijang atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap, dan melihat dari kisi-kisi. Kekasihku angkat bicara, katanya kepadaku, “Bangunlah, Manisku! Jelitaku, marilah! Lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah berlalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah sudah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, Manisku! Jelitaku, marilah! Merpatiku di celah-celah batu, dalam persembunyian di lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab suaramu sungguh merdu, dan jelita nian parasmu!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 33:2-3.11-12.20-21 R:1a.3a

Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru!

  • Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
    Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak- dan sorai.
  • Rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!
  • Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dialah penolong kita dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
    sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab

Ref. Alleluya
Ayat. O Imanuel, Engkau raja dan pemberi hukum. Datanglah dan selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami. Alleluya.

Bacaan Injil Luk 1:39-45

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Kisah Kidung Agung menggambarkan cinta kasih Allah kepada manusia itu melebihi cinta kasih suami istri. Semua orang akan bersukacita apabila Allah berada di tengah-tengah kehidupan manusia.

Sukacita itu juga sungguh dirasakan oleh Bunda Maria. Ia berbahagia karena Allah selalu besertanya. Nyanyian pujian Maria (magnificat) mengindikasikan kegembiraan itu. kini ia menghendaki agar kegembiraan yang dirasakannya dapat pula dirasakan oleh orang lain. Maka ia mengunjungi Elisabet sanaknya. Dan ternyata benar, Elisabet pun diliputi sukacita besar berkat kunjungan Bunda Maria, bahkan bayi yang dikandung Elisabet pun melonjak kegirangan.

Dalam banyak peristiwa hidup, pasti kita memiliki sisi-sisi kehidupan yang membahagiakan. Rasa syukur atas segala fakta kehidupan akan memudahkan kita menemukan kebahagiaan itu. Marilah kita yakini bahwa itu semua terjadi karena Tuhan hadir di tengah peristiwa kehidupan kita. Kesukaan yang kita miliki adalah karya Allah, bukan semata-mata karya kita.

Karena itu,marilah kita berbagi kebahagiaan dengan sesama, terutama kepada mereka yang sedang berduka. Kita jadikan sesama sebagai target kebahagiaan. Dengan demikian, sukacita Allah semakin dirasakan oleh banyak orang.

Ya Bapa, terima kasih untuk setiap sukacita yang boleh aku rasakan. Mampukanlah aku untuk berbagi sukacita itu dengan sesama, terutama pada mereka yang sedang berdukacita. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 20 Desember 2019