Kedua belas murid diutus Yesus untuk menjalankan misi kemanusiaan, yaitu menyembuhkan orang dari berbagai penyakit dan membebaskan dari kuasa setan. Setelah sekian lama para murid itu digembleng dengan berbagai pengajaran, Yesus akhirnya mengutus mereka untuk membantu karya pewartaan-Nya. Dengan mengutus para murid untuk berwarta seperti itu, Yesus berharap, banyak orang menjadi percaya kepada Yesus dan mendapatkan keselamatan. Kita juga mendapat tugas yang sama, yaitu diutus untuk mewartakan kebaikan Tuhan di tengah-tengah dunia. Iman yang kita pupuk dan terus kita kembangkan tidak hanya untuk kepentingan hidup kita sendiri, tetapi juga untuk membantu dan menyelamatkan orang lain. Banyak orang-orang di sekitar kita yang sedang sakit dan tidak bisa ke mana-mana, atau teman kita yang sedang dirundung banyak masalah, mereka yang sedang dijauhi oleh orang-orang yang ada sekitarnya atau sedang menghadapi masalah rumah tangga, membutuhkan kehadiran kita. Kepada mereka inilah kita diutus untuk ikut meringankan beban dan memberi kekuatan. Iman mendorong kita untuk melangkahkan kaki dan mengulurkan tangan kepada siapa pun yang membutuhkan pertolongan. Tuhan Yesus Kristus, semoga kami selalu bangga menjadi murid-murid-Mu dan mewartakan Engkau lewat tindakan-tindakan yang didasari oleh rasa belas kasih terhadap sesama. Amin.
Ilustrasi: bibleexploring

Bacaan Pertama Sir 48:1-4.9-11

Dahulu kala tampillah nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel, dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mujizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan
untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat engkau, dan yang meninggal dalam kasih.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19 R:4

Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamatlah kami.

  • Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar.
    Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
  • Ya Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini,
    lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
  • Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan.
    Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu; Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.

Bait Pengantar Injil Luk 3:4.6

Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Bacaan Injil Mat 17:10-13

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya turun dari gunung, para murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Yesus menjawab, “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan Aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka.”
Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Guru yang paling ulung sekalipun pada akhirnya hanya mampu mengajarkan sesuatu. Hasil pengajaranya sangat tergantung dari kemauan dan kemampuan murid-muridnya. Hal ini terjadi pada diri Yesus dengan murid-murid-Nya. Yesus telah mengajarkan berbagai hal, akan tetapi para murid-Nya tidak memahami ajaran-Nya.

Saking bingungnya, Yesus bertanya, “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini?” Namun pertanyaan itu Ia jawab sendiri. Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar yang tidak mengerti apa-apa, bahkan menilai negatif atas sesuatu. Mereka tidak menari meskipun ada bunyi seruling, mereka tidak berkabung walaupun ada kidung duka. Ketika Yohanes tidak makan dan minum, mereka nilai kerasukan setan. Ketika Yesus makan dan minum, mereka katakana pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.

Kondisi tidak mudah paham dan negative thingking adalah bagian dari diri kita. Bahkan masih bisa ditambah lagi dengan kesombongan kita. Jika demikian halnya, dengan apakah Tuhan akan mengumpamakan diri kita? Semoga Tuhan Yesus tidak pernah jemu mengajari kita. Semoga sabda-Nya selalu memberi pengertian, mengajak, dan mengusahakan kebahagiaan kita.

Ya Bapa, ajarilah aku untuk memahami ajaran dan kehendak Putra-Mu. Semoga pengertianku akan sabda-Nya mampu menuntun dan membahagiakan aku. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu : Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 13 Desember 2019