Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 28 Agustus 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 28 Agustus 2019

13 Juli 2021, Bacaan Injil 13 Juli 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 13 Juli 2021, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 13 Juli 2021, Minggu Kerahiman Ilahi, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 13 Juli 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Minggu Pekan Biasa XV, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama 1Tes 2:9-13

Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah menasihati kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat, agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 139:7-8.9-10.11-12ab;R:1a

Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.

  • Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau ada di situ.
  • Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
  • Jika aku berkata, “Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil 1Yoh 2:5

Sempurnakanlah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil Mat 23:27-32

Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih. Sebelah luarnya memang tampak bersih, tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, kalian membangun makam bagi nabi-nabi dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh, dan sementara itu kalian berkata, ‘Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.’ Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri, bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu.Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

“Di doa ibuku namaku disebut. Di doa ibuku dengar ada namaku disebut”.Refrein dalam lagu rohani yang  dipopulerkan oleh Nikita ini menunjukkan betapa besar cinta seorang ibu bagi anaknya. Cinta itu mengatasi relasi cinta manusiawi yang teruntai dalam sebentuk doa. Doa pada akhirnya sanggup mengubah kegelapan manusiawi menjadi cahaya keilahian.

Hari ini Gereja kudus merayakan St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja yang juga dikenal sebagai seorang ahli filsafat dan teologi termasyhur. Tulisan-tulisannya menjadi sumber penting dari pengetahuan rohani. Banyak orang  mengalami pertobatan karena khotbah dan kebenaran iman kristiani yang diuraikannya. Sesungguhnya, kekudusan Santo Agustinus tidak terlepas dari peran Santa Monika, sang ibu yang setia bertahun-tahun mendoakannya. Nasihat dan berbagai upaya ibunya dalam menanamkan benih iman kristiani serta semangat doa yang tak pernah padam akhirnya membawa Santo Agustinus pada pertobatan dan kekudusan. Dalam proses panjang pergumulan hidup dan pemikirannya, ia akhirnya terbuka melihat kebenaran sejati akan wahyu ilahi dalam diri Yesus Kristus.

Penziarahan panjang menuju kekudusan bukan mengandalkan kemampuan dan kecemerlangan manusiawi belaka. Keterbukaan akan kehendak Allah dalam hidup dan membiarkan diri dituntun oleh Roh Allah menjadi dasar untuk memperoleh keselamatan dan kekudusan (bdk. 1Tes. 2:12).

Ya Tuhan Yesus, bukalah hatiku untuk menerima kehendak-Mu yang kudus. Biarkan hidupku dipenuhi oleh Roh-Mu agar mampu menaburkan kebaikan dan membawa kedamaian bagi sesama. Amin.

Sumber renungan:  Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia