Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 27 November 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 27 November 2019

22 April 2022, Bacaan Injil 22 April 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 22 April 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 22 April 2022, Minggu Paskah , Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Minggu Paskah, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: sundayhomilynet

Bacaan Pertama Dan 5:1-6.13-14.16-17.23-28

Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya. Di hadapan seribu orang itu raja minum-minum anggur. Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem. Sebab Belsyazar dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka,
ingin minum dari perkakas itu. Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem. Lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu. Mereka minum anggur dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.

Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia, menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian. Raja sendiri melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan. Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda? Telah kudengar bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan hikmat yang luar biasa. Akupun telah mendengar bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.”

Kemudian Daniel menjawab raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain saja!
Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan memberitahukan maknanya. Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang Berkuasa di surga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku.
Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah minum anggur dari perkakas itu.
Tuanku telah memuji-muji para dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun mengetahui. Tuanku tidak memuliakan Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku. Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah tulisan ini.

Beginilah tulisan itu, ‘Menẽ, menẽ, tekẽl ufarsin.’ Dan beginilah makna perkataan itu, ‘Mẽn’ artinya masa pemerintahan Tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri. ‘Tekẽl’artinya Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin,’ kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan T.Dan 3:62-67

  • Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan.
    U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit.
    U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun.
    U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai segala angin.
    U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik.
    U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
  • Pujilah Tuhan, hai hawa yang dingin dan kebekuan.
    U: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil Why 2:10c

Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Bacaan Injil Luk 21:12-19

Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara,
dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. Dan kalian akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang. Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Setiap orang mempunyai berbagai sikap dalam menghadapi penderitaan hidup. Ada orang yang menerima penderitaan sebagai nasib sehingga diterima begitu saja. Ada orang yang tidak mau menerima penderitaan dan berusaha menyalahkan pihak lain dengan mencari kambing hitam. Injil hari ini menampilkan Yesus yang memandang penderitaan sebagai kesempatan untuk memberikan kesaksian iman. Penderitaan menjadi sarana untuk menunjukkan bahwa Kristus itu hidup. Dengan demikian, orang beriman menjadi kuat menghadapi berbagai macam kesulitan dan tantangan, karena mereka selalu berpegang pada kebenaran Kristus.

Penderitaan dan kesulitan hidup akan selalu datang dalam hidup kita. Sebagai orang beriman kita tidak perlu lari dari penderitaan, tetapi kita hadapi, tidak perlu menyalahkan orang lain, tapi mari kita mencari solusi. Allah membekali kita dengan akal budi, hati nurani, berbagai kemampuan, dan orang lain yang hadir sebagai sahabat dalam hidup kita agar kita dapat tahan dan dapat menghadapi persoalan hidup itu. Penderitaan hidup akan membuat kita semakin yakin akan kebaikan Tuhan dan pertolongan-Nya yang selalu datang tepat pada waktunya.

Bapa yang penuh kasih, semoga aku selalu siap menghadapi berbagai kesulitan dan memandang penderitaan sebagai kesempatan untuk tumbuh serta berkembang dalam iman. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu : Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 26 November 2019