22 Februari 2024, Bacaan Injil 22 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 22 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 22 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi: findshepherd.com

Bacaan Pertama: Ams 30:5-9

Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya.

Semua sabda Tuhan adalah murni. Tuhan itu perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi sabda-Nya, supaya engkau tidak ditegur oleh-Nya dan dianggap pendusta.

Dua hal yang kumohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah daripadaku kecurangan dan kebohongan. Janganlah aku kauberi kemiskinan atau kekayaan; biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Jangan sampai kalau aku kenyang, lalu menyangkal-Mu, dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau kalau aku miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 119:29.72.89.101.104.163 R:105a

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku.

  • Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
  • Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
  • Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.
  • Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
  • Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
  • Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi hukum-Mu kucintai.

Bait Pengantar Injil: Mrk 1:15

Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Bacaan Injil: Luk 9:1-6

Ia mengutus para murid mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-rang sakit.

Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka
untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang. Yesus berkata kepada mereka, “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.”

Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Salah satu ciri dasar orang orang bijak adalah keseimbangan. Tidak berat sebelah, jatuh dalam sikap ekstrem, tidak pula berlebihan tetapi secukupnya. Ada istilah yang sering dipakai dalam olah hidup rohani, namun sekarang sudah jarang didengarkan yaitu ugahari. Hal itu tidak hanya berlaku untuk urusan makan minum atau kebutuhan jasmani, melainkan juga berlaku untuk hal-hal yang lain. Situasi miskin dan kaya bisa berkembang menjadi kutub yang ekstrem yang sama-sama berpotensi membuat manusia ternoda, jauh dari keluhuran martabatnya. Selain itu keduanya juga sama-sama menyimpan potensi manusia melupakan, menyangkal dan meninggalkan Tuhan. Kemiskinan dan kekayaan bisa sama-sama merusak. Kemiskinan membuat manusia bisa bertindak nekad, jahat dan kriminal. Kekayaan juga bisa membuat manusia serakah dan menjarah, menjadi serigala yang ganas.

Amsal mengingatkan khazanah yang nyaris tak terdengar lagi, ”Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (Ams 30: 8-9).

Sikap ugahari dalam dalam segala hal, terutama dalam hal jasmani, menuntun kita bertumbuh dalam keutamaan rohani yaitu kemerdekaan batin. Kita tidak lagi terikat dan terobsesi oleh berbagai belenggu yang membuat kita sesak dan terpaku. Kiranya itulah yang dimaksud Yesus dalam Injil ketika ia memberikan nasihat saat mengutus para murid-Nya: ”Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju!” Ada bekal yang lebih dari cukup telah diberikan Yesus kepada kedua belas murid-Nya yaitu ”tenaga dan kuasa” untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Sebagaimana para murid, Yesus mengutus kita untuk memberitakan Kerajaan Allah.

Tuhan Yesus, semoga kami semakin ugahari agar kami bertumbuh dalam kemerdekaan batin, sehingga kami semakin siap sedia Engkau utus untuk mewartakan keselamatan dan sukacita Kerajaan Allah. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 22 September 2020