Pada hari ini, Gereja merayakan Pesta Malaikat Agung, yaitu Mikhael, Gabriel, dan Rafael. Ketiga malaikat itu disebut agung karena peran besar mereka dalam karya penyelamatan Allah. Mikhael diutus Allah untuk memimpin bala tentara malaikat mengalahkan setan dan para malaikat lainnya yang melawan Allah. Gabriel diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada manusia dan menyampaikan kabar gembira kepada Maria sebagai Bunda Yesus. Rafael diutus oleh Allah untuk menyembuhkan manusia dari berbagai penyakit dan membebaskan dari perhambaan setan. Kita semua juga diutus oleh Allah dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Kita bisa meneladan para malaikat agung itu yang memiliki kepatuhan dan ketaatan yang penuh terhadap Allah. Atau kita juga bisa mencontoh Nathanael yang disebut oleh Yesus dalam Injil hari ini sebagai orang Israel sejati karena tidak ada kepalsuan dalam dirinya. Ketika kita mempunyai ketekunan, kesetiaan, kataatan, dan kejujuran dalam bekerja, belajar dan dalam hal apa pun, maka kita akan mengalami kesuksesan, kegembiraan, dan tetap kuat menghadapi berbagai kesulitan yang datang sering tidak terduga. Allah Yang Maharahim, semoga Engkau selalu menyertai tiap langkah hidup kami. Kami menyadari banyak sekali kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki dalam hidup ini. Amin.
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Why 4:1-11

Kuduslah Tuhan Allah yang mahakuasa, yang selalu ada, dulu, kini dan kelak.

Aku, Yohanes, melihat: Sungguh, sebuah pintu terbuka di surga dan suara yang dahulu yang pernah kudengar,
berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya, “Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.” Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di surga,
dan di takhta itu duduk Seseorang.

Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis. Dan suatu pelangi melingkungi takhta itu, gilang-gemilang, bagaikan zamrud rupanya. Di sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di atasnya duduk dua puluh empat tua-tua yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. Dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya
ada empat makhluk penuh dengan mata di sebelah muka dan di sebelah belakang. Adapun makhluk yang pertama seperti singa, dan makhluk yang kedua seperti anak lembu, makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, sedang makhluk yang keempat seperti burung nasar yang sedang terbang.

Keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan tanpa henti-hentinya mereka berseru siang dan malam, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah yang mahakuasa, yang selalu ada, dulu, kini dan kelak.” Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat, dan ucapan syukur kepada Dia yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian, hormat dan kuasa. Sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu. Dan karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 150:1-2.3-4.5-6 R:Why 4:8b

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah yang mahakuasa.

  • Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya! Pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
  • Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
  • Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan.

Bait Pengantar Injil: Yoh 15:16

Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.

Bacaan Injil: Luk 19:11-28

Mengapa uangku tidak kau berikan kepada orang yang menjalankan uang?

Pada waktu Yesus sudah dekat Yerusalem, orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja.
Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberikan mereka sepuluh mina katanya, ‘Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali.’

Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan,
‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.’ Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing. Orang yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.’ Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik.
Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.’ Datanglah yang kedua dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.’ Katanya kepada orang kedua itu, ‘Dan engkau, kuasailah lima kota.’ Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, ‘Tuan, inilah mina Tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan. Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras. Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh, dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.’ Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat! Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras. Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur.
Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.’ Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, ‘Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.’ Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.’ Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu, setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi; tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil, juga apa yang ada padanya. Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.”

Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Perumpamaan tentang Mina dalam Injil Lukas ini tidak eksplisit berbicara seperti perumpamaan tentang bakat atau talenta seperti dalam Injil lain. Kalau dalam perumpamaan tentang Talenta, setiap hamba memperoleh jumlah talenta yang berbeda-beda (lima/dua/satu), tetapi di sini orang-orang yang dipanggil bangsawan itu semuanya diberikan jumlah yang sama yaitu sepuluh talenta.Yesus mengajarkan kita untuk mensyukuri segala berkat yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Sikap syukur itu ditunjukkan dalam doa dan kita mengembangkan aneka potensi kita.

Tuhan, kami bersyukur atas talenta yang Engkau berikan kepada kami. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin
Ziarah Batin Cover

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu XXXII