Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 06 Oktober 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 06 Oktober 2021

29 Mei 2022, Bacaan Injil 29 Mei 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 29 Mei 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 29 Mei 2022, Minggu Prapaskah VII, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat

Bacaan Pertama: Yun 4:1-11

Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihi kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku! Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?”

Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.

Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.”

Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang kepada pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 86:3-4.5-6.9-10 R:15b

Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

  • Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
  • Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
  • Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban,
    hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil: Rom 8:15

Kalian akan menerima Roh Roh pengangkatan menjadikan anak; dalam Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa.’

Bacaan Injil: Luk 11:1-4

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.”

Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami, sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Doa Bapa Kami: God first! Para murid bertanya kepada Yesus, “Tuhan, bagaimana cara berdoa yang baik? Ajarilah kami berdoa!” Lalu, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya doa Bapa Kami.  Apa sebenarnya intisari dari doa Bapa kami?  Doa Bapa kami terbagi dua. Bagian pertama berpusat pada Tuhan: Dimuliakanlah nama-Mu! Datanglah kerajaan-Mu! Jadilah kehendak-Mu! Jadi, semua isi doa kita semata-mata adalah demi kemuliaan Tuhan. Bagian kedua baru kita berfokus pada ‘kami’ atau keinginan manusiawi kita: Berilah kami rezeki, ampunilah kesalahan kami, jauhkanlah kami dari segala yang jahat, dan seterusnya.

Itulah cara berdoa yang baik. Jangan pernah kita cuma berfokus pada keinginan kita sendiri. Tetapi, kita juga harus ingat bahwa Tuhan selalu punya rencana kepada kita dalam hidup ini.  Dalam Injil Matius bab 6 dikatakan, “Carilah dahulu Kerajaan Surga, baru yang lain akan ditambahkan kepadamu.” Banyak orang kecewa karena doanya tidak dikabulkan. Kekecewaan itu muncul karena kita belum paham intisari dari doa, yaitu suatu relasi cinta antara manusia dengan Tuhan.

Tuhan Yesus, ajarilah kami berdoa. Teguhkanlah iman dan harapan kami untuk selalu datang kepada-Mu dan membiarkan kehendak-Mu terjadi atas hidup kami. Bukalah hati kami untuk mau menerima apa yang Engkau rencanakan dalam kehidupan kami. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa XXVII