Beranda Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 27 Oktober 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 27 Oktober 2019

03 Mei 2022, Bacaan Injil 03 Mei 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 03 Mei 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 03 Mei 2022, Minggu paskah III, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: findshepherd.com

Bacaan Pertama Sir 35:12-14.16-18

Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak. Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya. Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya, dan Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 34:2-3.17-18.19.23 R:7a

Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.

  • Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
  • Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
  • Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan Kedua 2Tim 4:6-8.16-18

Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat.
Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku;
semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya
dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil 2Kor 5:19

Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Bacaan Injil Luk 18:9-14

Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar
dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu,
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah,
sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Allah menyukai orang yang rendah hati. Kerendahan hati pemungut cukai yang mengakui dosa dan kekurangannya di hadapan Tuhan mendapat perhatian dan pujian dari Yesus. Kerendahan hati menjadi nilai berkualitas yang dikagumi Allah dan disukai manusia. Yesus mengecam orang-orang Farisi karena selalu memandang rendah dan menghakimi pemungut cukai sebagai orang berdosa. Yesus mengagumi sikap dan seruan pemungut cukai: “Ya Allah, kasihanilah aku orang yang berdosa ini” (Luk. 18:13). Seruan pemungut cukai adalah seruan orang beriman yang jujur dan rendah hati. Karena itu, Yesus mengapresiasi dan memuji sikap yang demikian.

Pada zaman ini, persaingan hidup dan individualisme sangat menonjol. Kita sering menemukan martabat dan harga diri seseorang diukur dengan hal-hal materi belaka. Bahkan mulut orang yang selalu mengucapkan kebenaran dan yang berani mengatakan kenyataan sejujurnya bisa disumbat oleh uang, kekuasaan, dan jabatan, lantas jad bungkam.

Dalam perikop ini Yesus menunjukkan cara dan jalan yang elok untuk mendapatkan anugerah dari Allah, yaitu pengakuan dosa dan kejujuran. Kristianitas telah menempatkan nilai kejujuran kepada Allah dan sesama sebagai salah satu sikap iman yang berkualitas baik dalam hidup menggereja dan bernegara. Kerendahan hati dan kejujuran itu adalah kualitas hidup yang dibutuhkan Allah dan dunia.

Ya Allah, penuhilah hatiku dengan hikmat-Mu agar aku sanggup berkata dan bersikap jujur dan rendah hati dalam seluruh hidup dan pelayananku. Amin.

 Sumber: Ziarah Rohani 2019, Obor Indonesia

Ispirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci XXX/C