Beranda Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 17 Januari 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 17 Januari 2021

30 Juni 2021, Bacaan Injil 30 Juni 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 30 Juni 2021, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 30 Juni 2021, Minggu Kerahiman Ilahi, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 30 Juni 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Minggu Pekan Biasa XIII, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: figprayercom

Bacaan Pertama: 1Sam 3:3b-10.19

Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.

Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil: “Samuel! Samuel!” Samuel menjawab: “Ya, bapa.” Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.”

Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, “Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata, “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.”

Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan; firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata,
“Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, “Pergilah tidur, dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.”

Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana, dan memanggil seperti yang sudah-sudah, “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab, “Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.”

Samuel semakin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari sabda Tuhan itu yang dibiarkan-Nya gugur.

Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan: Mzm 40:2.4ab.7-8a.8b-9.10 R:8a.9a

Aku datang, ya Tuhan untuk melakukan kehendak-Mu.

  • Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
  • Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut; Lalu aku berkata, “Lihatlah, Tuhan, aku datang!”
  • Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.”
  • Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bacaan Kedua: 1Kor 6:13c-15a.17-20

Tubuhmu adalah anggota Kristus.

Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, yaitu Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli, dan harganya telah dibayar lunas! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil: Yoh 1:41;1:17b

Kami telah menemukan Mesias, yang artinya Kristus. Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Bacaan Injil: Yoh 1:35-42

Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia.

Sekali peristiwa Yohanes berada di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan, sedang berbincang-bincang dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, “Lihatlah Anak domba Allah!” Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikuti Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu cari?”
Kata mereka kepada-Nya, “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Yesus berkata kepada mereka
“Marilah, dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat.

Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya,
“Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

Demikianlah Injil Tuhan

 

Renungan

Meneladani sikap orang Farisi atau Yesus? Bagaimana sikap kita terhadap orang yang kita anggap jahat? Seandainya ada tetangga kita seorang mantan narapidana kembali ke rumahnya, bagaimana kira-kira sikap kita dan lingkungan kita terhadap dia? Mungkin sebagian besar akan menjauhi dia. Bahkan, berprasangka buruk terhadap dia. Lalu, apakah Allah juga menjauhi dia?

Perikop hari ini menunjukkan hal yang berbeda. Yesus memanggil Lewi, si pemungut cukai, untuk mengikut, Dia. Ini menimbulkan tanda tanya besar dalam benak ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi. Apalagi Yesus tidak hanya memanggil Lewi, tetapi ikut makan juga di rumahnya bersama pemungut cukai lain dan orang-orang berdosa. Bagi orang-orang Farisi yang setia memelihara hukum Taurat, pemungut cukai serta orang-orang berdosa adalah kelompok yang harus dijauhi. Tak layak untuk didekati sebab para pemungut cukai bekerja untuk pemerintahan Romawi yang dianggap kafir. Maka, mereka pun dianggap menjadi najis. Apalagi mereka bekerja dengan tamak. Orang-orang berdosa juga harus dijauhi karena mengingkari Hukum Taurat dan melanggar peraturan Farisi. Namun, bagi Yesus, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa harus dirangkul masuk ke dalam Kerajaan Allah. Orang-orang tersebut bagai orang sakit yang harus disembuhkan. Dan, itulah tujuan utama kedatangan Yesus, yaitu untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat. Dengan demikian, kehadiran Kerajaan Allah menjadi nyata bagi kaum yang tersisih.

Sebagai pengikut Kristus, bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang dikucilkan? Sebagai warga Gereja, apakah kita sudah peka terhadap mereka yang disingkirkan? Ataukah malah tak peduli dan sibuk membangun diri hingga bak menara gading? Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki hati seperti Dia: melihat bahwa orang berdosa memerlukan Kristus. Gerejalah yang merangkul dan membawa  mereka kepada Kristus.

Allah Bapa, jadikanlah kami saluran kasih-Mu bagi yang menderita dan yang mengalami kesepian. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin
Ziarah Batin Cover

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Pesta Pembaptisan Yesus