Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 29 Agustus 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 29 Agustus 2019

04 Februari 2022, Bacaan Injil 04 Februari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 04 Februari 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 04 Februari 2022, Minggu Pekan Biasa IV, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama Yer 1:17-19

Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17;R:15a

Penuhilah kami dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan, supaya kami bersukacita.

  • Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskan dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
  • Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
  • Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
  • Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil Mat 5:10

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil Mrk 6:17-29

Sekali peristiwa Herodeslah menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni bahwa Herodes telah memperistri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes, karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu Puteri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada Herodias, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Arthur Scopenhauer, filsuf dari Jerman pernah mengatakan, “Semua kebenaran di dunia ini harus melewati tiga langkah. Pertama, ditertawakan, kedua, ditentang dengan kasar, dan ketiga, diterima tanpa pembuktian dan alasan”. Agaknya memang bukan hal yang mudah untuk mengajarkan sebuah kebenaran. Yohanes Pembaptis mengalaminya. Ajaran kebenaran dan seruan kenabian Yohanes Pembaptis membawanya pada kemartiran (bdk. Mrk. 6:25-28).

Kebenaran,  keadilan, dan kejujuran, merupakan buah-buah iman yang kita timba dari Yesus sendiri. Di tengah dunia dewasa ini, ketika kejujuran digerogoti oleh berbagai bentuk kepalsuan dan kemunafikan, ketika kebenaran diabaikan oleh nafsu kekuasaan, ketika kata hanya sebatas retorika yang menjanjikan harapan, warta kebenaran dan kejujuran semakin mendesak. Setiap kita dipanggi luntuk memberi kesaksian iman dan mewartakan kebenaran dalam hidup (bdk. Yer. 1:17-19). Inilah tugas, tanggung jawab dan perutusan kaum beriman. Apakah kita berani bersaksi dan menyuarakan kebenaran?

Ya Tuhan Yesus, berilah aku keteguhan dan keberanian untuk menunjukkan iman dan mewartakan kebenaran di mana pun aku hidup dan berkarya.  Amin.

Sumber renungan:  Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia