Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 25 Agustus 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 25 Agustus 2021

23 Februari 2024, Bacaan Injil 23 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 23 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 23 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi: rainbowtoken.com

Bacaan Pertama: 1Tes 2:9-13

Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam,
agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya.

Kalian tahu, betapa kami telah menasihati kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat, agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu.
Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 139:7-8.9-10.11-12ab R:1a

Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.

  • Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau ada di situ.
  • Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
  • Jika aku berkata, “Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil: 1Yoh 2:5

Sempurnakanlah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil: Mat 23:27-32

Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab kalian itu seperti kuburan yang dilabur putih. Sebelah luarnya memang tampak bersih,
tetapi sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian pula kalian, dari sebelah luar nampaknya benar, tetapi sebelah dalam penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, kalian membangun makam bagi nabi-nabi dan memperindah tugu peringatan bagi orang-orang saleh, dan sementara itu kalian berkata, ‘Seandainya kami hidup pada zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut membunuh para nabi.’
Tetapi dengan demikian kalian bersaksi melawan dirimu sendiri, bahwa kalian keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah takaran para leluhurmu!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Kita tidak bisa menilai baik-buruknya seseorang hanya dari apa yang tampak, tetapi kita perlu melihat motivasi atau niatnya. Terhadap seorang politisi yang rajin membagi-bagikan sembako di masa Pemilu, kita tidak bisa mengatakan bahwa ia adalah orang dermawan, sebab tindakannya itu bisa saja untuk mendapatkan suara. Terhadap orang-orang Farisi yang tampak melakukan tindakan-tindakan sesuai perintah agama, kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka itu orang suci. Sebab, motivasi orang Farisi itu hanya mau memuja diri, bukan memuja Tuhan. Mereka munafik, tampak bersih di luar tetapi busuk di dalam hati.

Pemuka agama dan pewarta yang munafik karena suka memuja diri biasanya juga mengklaim diri sebagai hamba Allah, namun nyatanya mereka lebih suka dilayani daripada melayani. Tak heran, orang-orang Farisi yang munafik itu justru menjadi beban bagi umat. Berbeda halnya dengan Paulus. Paulus adalah pelayan sejati. Tandanya: Ia tak mau menjadi beban bagi umat yang dilayani. Karena itu, menjadi pelayan untuk memuja Tuhan memang harus bekerja tanpa pamrih dan siap lelah, “Kami bekerja siang malam supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu” (1Tes. 2:9). Sukacita pewarta ialah ketika nama Tuhan dimuliakan, bukan ketika nama dirinya dimuliakan karena kedudukannya yang terpandang di muka umat.

Tuhan, jadikanlah kami pewarta sabda yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih agar kami tidak jatuh ke dalam cinta diri dan kemunafikan. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa XXI/B