Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 06 November 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 06 November 2020

0
Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 06 November 2020
Ilustrasi: findshepherd

Bacaan Pertama: Flp 3:17- 4:1

Kita menantikan Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.

Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab seperti yang telah sering kukatakan kepadamu dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi. Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kukasihi dan kurindukan, sukacita dan mahkotaku, berdirilah dengan teguh dalam Tuhan!

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5 R:1

Mari kita pergi ke rumah Tuhan dengan sukacita.

  • Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
  • Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah,
    yakni suku-suku Tuhan.
  • Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.

Bait Pengantar Injil: 1Yoh 2:5

Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil: Luk 16:1-8

Anak-anak di dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, ‘Apakah yang telah kudengar tentang dirimu? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.’ Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.’ Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berhutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, ‘Berapa besar utangmu kepada tuanku?’ Jawab orang itu, ‘Seratus tempayan minyak.’ Lalu kata Bendahara itu, ‘Inilah surat utangmu.
Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.’ Kemudian ia berkata kepada yang lain, ‘Dan Saudara, berapa utangmu? ‘ Jawab orang itu, ‘Seratus pikul gandum.’ Katanya kepada orang itu, ‘Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.’ Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya
dari pada anak-anak terang.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

Injil hari ini mungkin menimbulkan kebingungan dalam pikiran kita. Bagaimana mungkin Yesus memuji seseorang, yang dalam penilaian dunia zaman sekarang, melakukan korupsi atau mencari keuntungan diri sendiri dengan merugikan orang lain? Tetapi, sejatinya, kata-kata sulit dalam ajaran Yesus ini harus dipahami dalam konteks Injil Lukas di mana Yesus menyampaikan pengajaran-Nya melalui perumpamaan-perumpamaan. Sebuah perumpamaan tidak bisa dibaca secara harafiah. Sering kali perumpamaan menggunakan bahasa yang “melebih-lebihkan” supaya para pendengar memahami dengan baik inti/nilai yang mau disampaikan.

Yang dipuji oleh Yesus dari kisah bendahara yang tidak jujur adalah kegigihan dan usaha kreatif seorang bendahara yang hampir dipecat dari pekerjaannya karena sebuah tuduhan “telah menghamburkan milik (tuannya)”. Bendahara itu berusaha mempertanggungjawabkan tindakannya itu sambil memikirkan keselamatannya kalau ia dipecat. Solusi kreatif dari si bendahara mampu menerobos akal sehat orang zaman itu maupun para pembaca zaman sekarang.

Dalam Perjanjian Lama diajarkan, kalau meminjamkan uang atau barang, seseorang tidak boleh memungut riba atau bunga. Kemungkinan yang dihapus oleh si bendahara yang tidak jujur ini adalah bunga pinjaman dari orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Hal itu bisa kita lihat ketika tuannya itu tidak marah terhadap tindakan bendaharanya ketika membuat surat hutang baru dengan mengurangi jumlah hutang. Tuannya sama sekali tidak merasa dirugikan, tetapi malah memujinya sebagai bendahara yang cerdik. Dari tindakannya, si bendahara membuktikan tuduhan yang disampaikan kepadanya itu adalah tidak benar atau tidak untuk mencari keuntungannya sendiri.

Tuhan Yesus, Penebus dan Pembebas kami, teguhkanlah niat kami untuk bersikap jujur terhadap Engkau dan terhadap sesama. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin
Ziarah Batin Cover

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu XXXI