Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 31 Juli 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 31 Juli 2020

28 Februari 2024, Bacaan Injil 28 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 28 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 28 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Yer 26:1-9

Seluruh rakyat berkumpul menghadap Tuhan.

Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, putera Yosia, raja Yehuda, bersabdalah Tuhan kepada Yeremia, “Beginilah sabda Tuhan, ‘Berdirilah di pelataran rumah Tuhan dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah Tuhan, segala sabda yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah kata pun! Mungkin mereka mau mendengarkan, dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal dan mencabut kembali malapetaka
yang Kurancangkan terhadap mereka karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat.’

Maka katakanlah kepada mereka, ‘Beginilah sabda Tuhan: Jika kalian tidak mau mendengarkan Daku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu tetapi kalian tidak mau mendengarkan maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.”

Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah Tuhan. Sesudah Yeremia selesai mengatakan segala yang diperintahkan Tuhan untuk dikatakan kepada seluruh rakyat, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata, “Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata, ‘Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?” Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 69:5.8-10.14 R:14c

Demi kasih setia-Mu yang besar, jawablah aku, ya Tuhan.

Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas.
Sebab karena Engkaulah aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi asing bagi anak-anak ibuku; Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!

Bait Pengantar Injil 1Ptr 1:25

Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Bacaan Injil Mat 13:54-58

Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka.
Orang-orang takjub dan berkata, “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu?
Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mujizat di situ.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Yeremia adalah nabi yang berani menghadapi resiko. Ia tidak takut menyuarakan kebenaran meskipun ia harus mengalami penolakan dari berbagai kalangan dalam bangsa Israel (bdk. Yer. 26:1-9). Padahal, maksud nubuat itu untuk menobatkan, namun malah sebaliknya yang terjadi. Ia ditolak. Daud menyuarakan dalam doa kesesakannya akan sikap perlawanan musuhnya. Sering kali karena kesetiaan pada Tuhan, seorang benar mengalami penolakan dari orang-orang sekitarnya. Kepada siapa orang beriman berpaling, tiada lain pada Tuhan, yang mampu melepaskan bahaya dari si musuh kebenaran (bdk.Mzm. 69:14).

Kisah serupa dialami Yesus. Ia bahkan ditolak oleh orang-orang sekampungnya. Sering kali dalam peristiwa kehidupan , hal serupa terjadi. Bukan orang asing yang menolak, melainkan justru dari orang-orang terdekat. Misalnya, anak yang ditolak oleh orangtuanya karena terlahir cacat, orangtua yang dibuang oleh anaknya sendiri karena dinilai merepotkan, dan masih banyak lagi.

Tetapi, Yesus mengajarkan kita untuk tidak patah semangat ketika ditolak. Penolakan memang kenyataan pahit. Tetapi kita tidak boleh merasa terpuruk. Karena Tuhan sungguh mencintai kita apa adanya. Kita sungguh berharga di mata Tuhan bukan karena prestasi-prestasi kita, melainkan karena Tuhan sendiri adalah Mahacinta.

Tuhan, anugerahkanlah kami hati yang lapang sehingga kami bisa menerima sesama apa adanya. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 26 Juli 2020