30 Maret 2021, Bacaan Injil 30 Maret 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 30 Maret 2021, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 30 Maret 2021, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 30 Maret 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan eksegetis, Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: rainbowtoken

Bacaan Pertama: Pkh 3:1-11

Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya.

Untuk segala sesuatu ada waktunya, untuk apa pun di bawah langit ada masanya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam. Ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan. Ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa. Ada waktu untuk meratap, ada waktu untuk menari. Ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu. Ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk. Ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk menderita rugi. Ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang. Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit. Ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara. Ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci. Ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung seorang pekerja dari yang dikerjakannya dengan jerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 144:1a.2abc.3-4 R:1a

Terpujilah Tuhan, gunung batuku.

  • Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.
  • Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.

Bait Pengantar Injil: Mrk 10:45

Anak manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Bacaan Injil: Luk 9:19-22

Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan.

Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Kata orang banyak siapakah Aku ini?” Mereka menjawab, “Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit.”

Yesus bertanya lagi, “Menurut kalian, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Kristus dari Allah.” Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

”Segala sesuatu ada waktunya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya.” Dalam pengalaman hidup terdapat pasangan tak terpisahkan dua kutub yang saling berlawanan. Kedua kutub ini dalam dinamika kehidupan bisa silih berganti saling mengisi. Ada kutub paling dasar dalam kehidupan yang membingkai semua dinamika itu yaitu lahir dan mati. Pada kedua kutub inilah manusia tidak bisa memilih dan menentukan, selebihnya tersedia ruang lapang seluas-luasnya untuk menentukan pilihan-pilihan. Dengan demikian menjadi seperti apa diri kita akhirnya, tergantung pada pilihan-pilihan apa yang kita ambil selama ini. Pilihan dasar kita sebagai orang kristiani adalah memilih Kristus. Jawaban personal atas pertanyaan Yesus, ”Menurut kamu, Siapakah Aku ini?” , itulah yang menentukan wajah hidup kita selanjutnya.

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Hal itu tidak berarti manusia menjadi pasif dan tidak berbuat apa-apa. Hal itu semestinya menjadi refleksi akhir dari sebuah rangkaian yang membuat kita bersyukur bahwa Tuhan turut berkarya sehingga akhirnya menjadi baik. Sering kali, hasil akhir tidak selalu sesuai dengan yang kita rencanakan atau harapkan, tetapi kita syukuri semuanya. ”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rom 8:28).

Oleh karena itu, sebagai insan kristiani kita tetap menjaga etos kerja keras, militansi dan tangguh dalam menghadapi aneka tantangan kehidupan. Seorang bijak mengingatkan perlunya menyediakan waktu untuk hal-hal yang mendasar: Ambillah Waktu… Waktu untuk berpikir, karena itulah sumber kekuatan. Waktu bermain, karena itulah rahasia awet muda. Waktu untuk bersahabat, karena itulah jalan kebahagiaan. Waktu untuk bekerja, karena itulah harga untuk kesuksesan. Waktu untuk berdoa, karena itulah daya luar biasa di muka bumi. Waktu untuk mengasihi dan dikasihi karena itulah jalan Tuhan.

Tuhan Yesus, berilah rahmat yang kami butuhkan untuk semakin mengenal, mencintai dan mengikuti-Mu sebagai jalan, kebenaran, dan hidup. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 23 September 2020