Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 20 September 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 20 September 2019

Dalam setiap pertunjukan entah musik atau teater, drama musikal atau film, program TV atau acara tertentu, ada begitu banyak pendukung acara yang terlibat. Namun demikian, tidak semua tampil di panggung. Ada istilah pemain ”di belakang layar” atau di balik panggung. Di akhir acara biasanya ditampilkan sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mendukung keberhasilan program atau acara. Dalam film atau program TV biasanya ditayangkan ”credit” semua pihak yang telah ikut mendukung acara. Itu merupakan bentuk apresiasi atau penghargaan bahwa peran belakang layar itu penting dan amat menentukan keberhasilan sebuah acara atau pertunjukan. Lukas tampaknya sangat peka akan peran-peran belakang layar atau pendukung dalam sunyi para perempuan yang mendukung Yesus dan para murid. Dalam Injilnya, Lukas memberikan apreasiasi secara khusus kepada para perempuan tersebut atas kontribusi mereka melalui harta kekayaan mereka: ”Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yaitu Maria yang disebut Magdalena, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.” Salah satu syarat yang disampaikan untuk mengikuti Yesus adalah menyangkal diri dan memanggul salib dan mengikuti-Nya. Di situ dituntut kesediaan untuk menanggalkan ego dan mengambil peran-peran di belakang layar, sunyi, jauh dari liputan, dan pemberitaan. Bila tidak matang dan sadar diri, pelayanan, karya atau posisi dapat dimanipulasi menjadi ajang mencari panggung diri dan bukan pewartaan Injil. Hanya dengan mengosongkan diri, kita dapat sungguh bangkit bersama Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati. Ya Yesus, semoga kami menjadi semakin rendah hati dan dengan sukacita ikut serta dengan segenap hati mewartakan sukacita Injil, juga ketika itu harus mengambil peran-peran tersembunyi dan sunyi. Amin.
Ilustrasi: raibowtoken.com

Bacaan Pertama 1Tim 6:2c-12

Saudara terkasih, ajarkanlah dan nasihatkanlah semua ini. Jika ada orang yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman kita, dialah orang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, iri hati, fitnah dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama itu suatu sumber keuntungan. Memang iman itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa apa-apa ke dalam dunia ini, dan kita pun tidak membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan pelbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Karena memburu uanglah, maka beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri dengan berbagai bagai penderitaan. Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, takwa, kesetiaan, cinta kasih, kesabaran dan kelembutan hati. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil; untuk itulah engkau telah mengikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 49:6-9.17-20;R:Mat 5:3

Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

  • Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?
  • Tidak seorang pun dapat membebaskan diri, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya, dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya kalau ia ingin hidup abadi.
  • Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, sebab pada waktu mati semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
  • Sekalipun pada masa hidupnya ia menganggap dirinya berbahagia sekalipun orang menyanjungnya karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya.

Bait Pengantar Injil Mat 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil Luk 8:1-3

Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal.” St. Paulus mengingatkan kita dengan gamblang apa yang seharusnya menjadi fokus hidup kita. Ia menyoroti umat yang “salah tanding” karena orang-orang itu bertanding untuk kemuliaan atau kepentingan diri. lalu yang terjadi adalah masalah di dalam jemaat. Manusia memang diciptakan dengan segala asset dalam dirinya, termasuk nafsu. St. Paulus tidak menolak itu. Yang dipermasalahkan adalah ketika manusia mengumbar nafsu itu dan hidup menjadi sebuah pertandingan memuaskan nafsu. Seolah kita bebas untuk menjadi senang dengan memusatkan diri pada aktualisasi nafsu kita.

St. Paulus mengajak kita untuk mengarahkan diri kita, termasuk nafsu kita kepada pertandingan yang benar, yaitu pertandingan iman untuk hidup kekal. Injil mengisahkan kehadiran perempuan-perempuan yang membelokkan jalan mereka demi bertanding dalam pertandingan iman yang benar. Yohana dan Susana adalah perempuan-perempuan yang dipenuhi kelimpahan dan kegerlapan sebagai istri pejabat penting. Sedangkan Magdalena hidup dalam pergulatan nafsu duniawi. Setelah berjumpa Yesus, mereka membaktikan diri mereka dan apa yang mereka miliki demi kehidupan kekal. Yesus menghendaki kita juga berani membelokkan arah untuk menekuni pertandingan iman yang benar. Berani melepaskan kesenangan dan kenikmatan pribadi untuk pergi dengan membawa apa yang kita punya untuk menjumpai banyak orang yang membutuhkan kehadiran dan dukungan kita.

Tuhan Yesus, bantulah aku untuk setia hidup di jalan-Mu dan berani menolak godaan dan tawaran yang menyenangkan nafsu dan kepentingan pribadi. Selagi aku masih kuat, aku mau menjadi berkat bagi sesamaku. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia