Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 06 Desember 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 06 Desember 2019

11 Februari 2022, Bacaan Injil 11 Februari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 11 Februari 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 11 Februari 2022, Minggu Pekan Biasa V, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: kingdomsalvation.org

Bacaan Pertama Yes 29:17-24

Beginilah firman Tuhan, “Tidak lama lagi Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, kebun subur selebat hutan. Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar sabda sebuah kitab, dan mata orang-orang buta akan melihat, lepas dari kekelaman dan kegelapan. Orang-orang sengsara akan bersukaria di dalam Tuhan dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorai di dalam Yang Mahakudus Allah Israel. Sebab orang yang gagah sombong akan lenyap dan orang pencemooh akan habis. Semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan, yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, yang memasang jerat terhadap orang yang menegur mereka di pintu gerbang, dan yang menyalahkan orang benar dengan alasan yang dibuat-buat. Sebab itu beginilah firman Tuhan, Allah kaum keturunan Yakub, yang telah membebaskan Abraham, “Mulai sekarang Yakub takkan lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat.
Sebab keturunan Yakub akan melihat karya tangan-Ku di tengah-tengah mereka, dan mereka akan menguduskan nama-Ku. Mereka akan menguduskan Yang Kudus Allah, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel. Pada waktu itu orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan mereka yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 27:1.4.13-14 R:1a

Tuhan adalah terang dan keselamatanku.

  • Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku,
    terhadap siapakah aku harus gentar?
  • Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku,
    menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
  • Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan!
    Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Bacaan Injil Mat 9:27-31

Sekali peristiwa ada dua orang buta mengikuti Yesus sambil berseru-seru, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud!”
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang itu kepada-Nya. Yesus berkata kepada mereka, “Percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya Tuhan, kami percaya.”
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, “Terjadilah padamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Lalu dengan tegas Yesus berpesan kepada mereka, “Jagalah, jangan seorang pun mengetahui hal ini.”
Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Yesus ke seluruh daerah itu.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Nabi Yesaya menyatakan bahwa orang pertama yang menanggapi panggilan Allah adalah orang-orang sederhana. Mereka adalah para bisu-tuli, buta, timpang, dan tertindas. Apakah karena pertama-tama mereka membutuhkan kesembuhan? Bukan. Mereka adalah orang-orang yang menyerahkan seluruh keberadaan hidupnya kepada Allah. Karena penyerahan diri secara total (baca: iman) inilah, mereka disembuhkan.

Hal yang mirip tampak dalam kisah penyembuhan dua orang buta. Keduanya berseru kepada Yesus. Kalimat pertama yang mereka ungkapkan adalah, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Sepintas tampak aneh, mengapa mereka tidak langsung mengatakan, “Sembuhkanlah kami hai Anak Daud?” Bukankah hal yang paling mereka butuhkan adalah kesembuhan dari buta? Ternyata penyerahan diri mereka pada belas kasih Allah, menjadikan keduanya sembuh.

Sikap penuh harap mengandaikan adanya iman. Iman menjadi landasan dan alasan mengapa kita boleh berharap. Iman itu tidak memaksakan kehendak kita, sebaliknya mempersilahkan Allah bertindak bagi kehidupan kita. Tanpa diminta sekalipun, Allah pasti melakukan yang terbaik bagi kita. Maka marilah kita berserah dan mohon belas kasih Allah, biarkanlah Allah berkarya selaras kehendak-Nya bagi keselamatan kita.

Ya Bapa, tumbuhkanlah iman dan penyerahan diriku kepada-Mu. Buatlah aku selalu yakin akan segala tindakan penyelamatan-Mu. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Kamis, 05 Desember 2019