Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 04 Oktober 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 04 Oktober 2019

03 Maret 2022, Bacaan Injil 03 Maret 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 03 Maret 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 03 Maret 2022, Minggu Pekan Biasa VIII, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: mormonnewsroomca

Bacaan Pertama Bar 1:15-22

Katakanlah begini: pada hari ini menjadi nyata keadilan ada pada Tuhan, Allah kita, sedangkan kejahatan pada kami, sebagaimana halnya sekarang ini, yaitu pada orang-orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, pada sekalian raja kami, para pemimpin, para imam dan nabi serta pada nenek moyang kami. Memang kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami,
untuk mengikuti segala ketetapan Tuhan yang telah ditaruh-Nya di hadapan kami.

Semenjak Tuhan membawa nenek moyang kami keluar dari negeri Mesir sampai dengan hari ini kami tidak taat kepada Tuhan, Allah kami. Sebaliknya, Tuhan telah kami alpakan karena kami tidak mendengarkan suara-Nya.
Dari sebab itu melekatlah kepada kami semua bencana dan laknat yang telah diperintahkan Tuhan kepada Musa, hamba-Nya, waktu nenek moyang kami dibawa-Nya keluar dari negeri Mesir untuk dianugerahi suatu tanah yang berlimpah susu dan madunya, sebagaimana halnya sekarang ini. Tetapi kami tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, sesuai dengan sabda para nabi yang telah diutus Tuhan kepada kami. Bahkan kami telah berbakti kepada allah lain, masing-masing menurut angan-angan hati jahatnya, dan kami melakukan apa yang durjana dalam pandangan Tuhan, Allah kami.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 79:1-5.8-9 R:9ac

Demi kemuliaan nama-Mu, ya Tuhan, bebaskanlah kami.

  • Ya Allah, bangsa-bangsa lain telah masuk ke tanah milik-Mu, menajiskan bait kudus-Mu,
    dan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing. Mereka memberikan mayat hamba-hamba-Mu
    kepada burung-burung di udara untuk dimakan; daging orang-orang yang Kaukasihi mereka berikan kepada binatang-binatang liar di bumi.
  • Mereka menumpahkan darah orang-orang itu seperti air sekeliling Yerusalem, dan tidak ada yang menguburkan. Kami menjadi celaan tetangga, olok-olok dan cemooh orang sekitar. Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau murka terus-menerus?Berapa lama lagi cemburu-Mu berkobar-kobar seperti api?
  • Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
  • Demi kemuliaan nama-Mu,
    tolonglah kami, ya Allah penyelamat!
    Lepaskanlah kami, dan ampunilah dosa kami
    oleh karena nama-Mu!

Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab

Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.

Bacaan Injil Luk 10:13-16

Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida!
Sebab seandainya di Tirus dan Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu,
sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Maka pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati. Barangsiapa mendengarkan kalian, ia mendengarkan Daku; dan barangsiapa menolak kalian, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Kejujuran untuk mengatakan kesalahan dan memohon ampun pada manusia pada masa ini sulit ditemukan pada kebanyakan orang. Bahkan tidak jarang kita temukan ada orang yang enggan memohon maaf bila berbuat salah kepada orangtua, sesama, saudara atau pimpinan. Ketidaksediaan untuk mengakui kesalahan mungkin karena merasa akan dipermalukan atau direndahkan. Hal ini semakin membuat nurani seseorang tidak bertumbuh jernih.

Orang Israel menunjukan sikap yang berbeda. Dalam Ziarah hidup mereka menjadi insaf akan berbagai kesalahan yang telah dilakukan terhadap Allah. Mereka mengatakan dengan jujur, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran dan sikap hati yang mulia. “Keadilan ada pada Tuhan… Kami telah berdosa kepada Tuhan. Kami tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan” (Bar. 1:15. 17 dan 18). Kesadaran akan dosa dan pelanggaran mendorong nurani yang bersih dan beriman untuk mengakukannya karena percaya bahwa Allah yang adil dapat memberikan pengampunan dan belas kasih.

Yesus pernah mengancam beberapa kota dan penduduknya karena bersikap keras kepala dan tidak pernah terbuka untuk mendengarkan ajakan pertobatan. Penduduk kota Khorazim dan Betsaida dikecam Yesus karena menolak ajaran dan ajakan tentang pertobatan yang diperkenalkan para murid. Mereka menolak para murid yang diutus Yesus. Sikap tertutup dan penolakan terhadap hal-hal baik yang ditawarkan dapat menutup segala berkat dan masa depan yang baik. Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku, dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku, dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku” (Luk. 10:16).

Kita semua juga diajak untuk berani mengakui kesalahan dan bertobat. Inilah satu-satunya jalan untuk melepaskan diri dari belenggu dosa dan membuka pintu lebar-lebar bagi rahmat Tuhan mengalir ke atas kita. Jangan mengaku diri sebagai pengikut Kristus jika tidak berani mengakui kesalahan, meminta maaf, dan bertobat.

Ya Allah, lembutkan hatiku agar mampu menyadari dosa dan kelalaianku sebagai manusa yang rapuh serta siap sedia untuk mengakunya dengan jujur agar memperoleh rahmat pengampunan dan kasih dari Allah. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia