Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 04 Maret 2022

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 04 Maret 2022

28 Februari 2024, Bacaan Injil 28 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 28 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 28 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Yes 58:1-9a

Beginilah firman Tuhan Allah, ‘Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku yang benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga? Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkannya juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.
Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.

Inikah puasa yang Kukehendaki: mengadakan hari merendahkan diri? menundukkan kepala seperti gelagah? dan membentangkan kain karung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.18-19 R:19a

Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

  • Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
  • Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
  • Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil: Am 5:14

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Bacaan Injil: Mat 9:14-15

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Masa Prapaskah adalah masa pertobatan. Salah satu sarana untuk pertobatan ialah berpuasa atau berpantang. Puasa/pantang yang dimaksud bukanlah sekadar sebagai pelaksanaan hukum, melainkan berbalik dari perbuatan-perbuatan jahat kita, misalnya menindas orang-orang kecil, tidak mau peduli pada orang lain dan hanya mengurusi diri sendiri, semena-mena kepada sesama, berbantah dan berkelahi. Puasa yang dilakukan demi hukum dan bukan menjadi sarana petobatan tidak berkenan pada Allah. Jika kita berpuasa demikian, doa-doa kita tidak akan didengarkan Allah.

Hendaknya puasa kita tidak hanya terarah pada kepuasan rohani diri sendiri, tetapi menjadi sarana pertobatan yang konkret dan menghasilkan buah nyata, yaitu menghentikan segala perbuatan jahat dan terwujud dalam tindakan-tindakan kasih untuk sesama, misalnya membuka belenggu kelaliman, membagikan roti, memberi tumpangan kepada mereka yang terlantar, dll (Yes. 58:1-9a). Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat, sehingga kita menjadi lebih dekat dengan Yesus Kristus, Sang Mempelai (Mrk. 9:14-15). Hati yang remuk redam akan membuat terang kita merekah seperti fajar dan penyakit-penyakit kita disembuhkan.

Ya Allah Yang Maharahim, arahkanlah puasa-pantang kami agar menjadi sarana pertobatan dan berguna secara konkret untuk sesama kami serta mendekatkan kami pada Kristus, Sang Mempelai. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasi: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa VIII/C