James Duckett tahu bahwa ia tidak akan kembali. Ia mencari dan akhirnya menemukan seorang imam Katolik yang menyamar di penjara Gatehouse. Sang imam tua, “Mr. Weekes,” membimbingnya dalam iman. Duckett diterima dalam pangkuan Gereja Katolik. Ia menikah dengan seorang janda Katolik dan putera mereka kelak menjadi seorang biarawan Carthusian. Putranya inilah yang banyak mencatat apa yang kemudian kita ketahui mengenai ayahnya.
Beato Duckett tidak pernah lupa bahwa sebuah bukulah yang menghantarnya ke jalan Gereja. Sebab itu ia menganggap sebagai tanggung jawabnya untuk menyediakan buku-buku Katolik bagi orang banyak. Ia tahu bahwa buku-buku ini akan menyemangati dan mengajar mereka. “Pekerjaannya” ini sungguh berbahaya hingga ia melewatkan sembilan tahun dari duabelas tahun hidup perkawinannya dalam penjara. Akhirnya ia dihadapkan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati atas kesaksian satu orang, Peter Bullock, seorang penjilid buku. Peter memberi kesaksian bahwa ia mengerjakan penjilidan buku-buku Katolik untuk Beato Duckett, “seorang penghujat besar”. Peter Bullock berbalik menjadi seorang pengkhianat sebab ia dijebloskan ke dalam penjara karena masalah-masalah lain; dengan kesaksiannya ia berharap dapat dibebaskan dari penjara.
Keduanya dijatuhi hukuman mati pada hari yang sama. Di tiang gantungan di Tyburn, Beato Duckett meyakinkan Bullock bahwa ia telah mengampuninya. Sementara mereka berdua menyongsong maut, Duckett terus menyemangati rekannya untuk menerima iman Katolik. Lalu tali-tali dikalungkan pada leher mereka. Beato Duckett wafat sebagai martir pada tahun 1602.
Marilah pada hari ini kita berdoa bagi mereka semua yang bekerja dalam bidang media komunikasi sosial – para jurnalis, produser TV, penulis skenario, artis, disc jockey, dan webmaster.
Sumber: “Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.
Ilustrasi: Beato James Duckett, www.levangileauquotidien.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.