Di Munster, Beato Gregorius bertemu dengan utusan paus. Utusan ini kelak menjadi Paus Alexander VII pada tahun 1655. Sang utusan mengenali kebaikan serta kualitas spiritual Pater Gregorius. Ia mentahbiskannya sebagai Uskup Bergamo, Italia. Pada tahun 1660, paus memanggilnya kembali ke Roma. Kali ini bapa suci mengangkat Uskup Gregorius sebagai kardinal dan menugaskannya ke Padua.
Beato Gregorius melewatkan sisa hidupnya di kota yang telah menjadi terkenal karena St Antonius ini. Orang sering mengatakan bahwa Kardinal Barbarigo adalah bagaikan Kardinal Borromeus yang kedua. Kardinal Barbarigo mengamalkan hidup sederhana penuh matiraga. Ia memberikan sejumlah besar uang untuk kepentingan-kepentingan amal kasih. Ia membiarkan pintu kediamannya terbuka dan senantiasa siap melayani orang yang datang dengan masalah. Ia mendirikan sebuah perguruan tinggi dan seminari yang unggul demi mendidik para pemuda untuk menjadi imam-imam yang baik. Ia memperlengkapi seminari dengan perpustakaan kelas satu dengan banyak karya tulis para Bapa Gereja Perdana dan buku-buku mengenai Kitab Suci. Ia bahkan memperlengkai seminari dengan sebuah percetakan.
Beato Gregorius Barbarigo wafat pada tanggal 15 June 1697 dalam usia tujuhpuluh dua tahun. Ia dimaklumkan sebagai “beato” pada tahun 1761 oleh Paus Klemens XIII.
Bagaimanakah aku menyambut mereka yang datang kepadaku untuk meminta pertolongan? Aku dapat mohon kepada Tuhan untuk menjadi seorang yang murah hati dan berbelaskasih agar aku dapat membawa sebanyak mungkin orang semakin dekat pada-Nya.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.