“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.” (Kel 22, 25)
BEBERAPA yang lalu, seorang rekan imam pulang dari Purwokerto dengan membawa sekian banyak pot bunga dalam mobilnya. Pot-pot bunga tersebut akan dipergunakan untuk memperindah dan mempercantik kebun dan halaman yang ada di komunitasnya.
Bunga memang termasuk tanaman yang disukai banyak orang. Banyak orang mencari dan menggunakan bunga dalam banyak peristiwa, seperti dalam peristiwa pernikahan, kematian, ulang tahun, Valentinan, dsb.
Bunga dipergunakan dengan maksud dan tujuan yang bermacam-macam, sehingga orang berkata, ‘Say it with flowers.’
Setiap orang mempunyai jenis dan warna bunga yang favorit. Bunga memberikan suasana semarak dan indah. Bunga tidak hanya menunjuk pada jenis tanaman, tetapi juga menunjuk pribadi tertentu, khususnya kaum wanita.
Media cetak sering menulis nama samaran untuk seorang wanita dengan istilah ‘bunga.’ Wanita yang cantik juga sering disebut ‘bunga’: bunga desa, bunga kampus.
Bunga juga sering dikaitkan dengan dunia keuangan. Orang yang menyimpan sejumlah dana di lembaga keuangan sering mendapatkan bunga. Banyak lembaga keuangan memberikan bunga yang berbeda-beda: ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Demikian juga, orang yang meminjam uang dari lembaga keuangan pun dikenakan bunga. Ketidakmampuan seseorang untuk membayar bunga dan pinjamannya bisa kehilangan harta benda atau aset lainnya.
Kitab Suci juga menuliskan pengajaran tentang bunga uang. Pengajaran ini tentu tidak ditujukan langsung untuk lembaga-lembaga keuangan, tetapi ditujukan kepada para murid. Bagaimana mereka harus bersikap terhadap orang miskin, yakni mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Kalau meminjamkan uang kepada mereka, janganlah membebani mereka dengan bunga uang yang tinggi. Pesan yang mau disampaikan adalah agar para murid tidak menghindari atau menutup diri terhadap orang miskin.
Kasih terhadap sesama, khususnya yang miskin dan menderita, merupakan hal yang utama. Para murid harus memberikan uluran tangan, saling menolong dan tidak memanfaatkan kelemahan sesama untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri dengan cepat dan tidak sah.
Teman-teman selamat pagi dan selamat berhari Minggu. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Veooz)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.