Hari Minggu menjadi hari yang dinanti banyak orang. Pada hari ketujuh ini semua orang yang bekerja dapat berkumpul bersama orang-orang terkasih. Selain itu hari Minggu juga dipakai oleh sebagian orang untuk berlibur menghilangkan penatnya aktivitas. Semua orang bebas mempergunakan hari Minggu dengan berbagai cara dan juga kegiatan. Tetapi, apa sebenarnya makna dibalik Hari Minggu?
Pada Kitab Suci disebutkan bahwa pada hari ketujuh Allah berhenti dari pekerjaannya. Seperti yang tertulis pada Kejadian 2:3 “Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu”. Pada Dokumen Konsili Vatikan II SC (Sacrosanctum Concilium/Konsili Suci) mengenai Konstitusi tentang Liturgi Suci menjelaskan pula makna Hari Minggu:
Demikianlah hari Minggu itu pangkal segala hari pesta. Hari itu hendaknya juga menjadi hari kegembiraan dan bebas dari kerja. Kecuali bila memang sungguh sangat penting, perayaan-perayaan lain jangan diutamakan terhadap Minggu, sebab perayaan Minggu memang merupakan dasar dan inti segenap tahun Liturgi.
Pada Hari Minggu pula kita sebagai umat Katolik wajib untuk ikut serta dalam perayaan Ekaristi. Dimana kita bersuka cita menyambut Tubuh Kristus. Maka dari itu kita patut mengesampingkan segala pekerjaan untuk mengikuti Misa Kudus. Pada hari Minggu pula disarankan untuk tidak bekerja, seperti yang tertulis pada dokumen yang sama:
Berdasarkan Tradisi para Rasul yang berasal mula pada hari Kebangkitan Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paskah sekali seminggu, pada hari yang tepat sekali disebut Hari Tuhan atau hari Minggu. Pada hari itu Umat beriman wajib berkumpul untuk mendengarkan sabda Allah dan ikut-serta dalam perayaan Ekaristi, dan dengan demikian mengenangkan Sengsara, Kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus dari antara orang mati (1 Ptr 1:3).
Itulah makna mengenai Hari Minggu. Allah telah menyiapkan hari untuk kita manusia beristirahat. Maka pergunakanlah hari Minggu dengan baik. Selain itu, bagi umat kriatiani, kita juga patut menghadiri perayaan Ekaristi, guna memuji dan memuliakan Allah.
Penulis: Anastasia Ria
Sumber tulisan: cruxnow.com
Kredit Foto:https://www.google.com/url?
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.