KEMERIAHAN dan sukacita mewarnai peringatan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) ke-6 pada hari kedua di Aula Paroki Santo Fransiskus Assisi, Keuskupan Agung Makassar, Selasa, 28/5. Kegiatan untuk anak-anak tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) ini berupa mewarnai dan menggambar.
Ada sekitar 70-an anak yang mengikuti lomba mewarnai. Sementara itu, lomba menggambar diikuti oleh lebih dari 90 anak. Kebanyakan anak-anak didampingi oleh orangtua atau pengasuhnya.
Ketua panitia PKSN Makassar, Romo Semuel Sirampun pada pembukaan kegiatan ini merasa sangat senang karena kehadiran para pendamping dan anak-anak tepat pada waktunya. Kegiatannya pun meriah karena diikuti oleh banyak peserta yang antusias unjuk talenta mewarnai dan menggambar. Menurutnya, ini suatu bentuk katekese sejak dini.
Romo Semuel berharap agar anak-anak sejak usia dini diperkenalkan untuk mengenal media dan memaknainya secara benar lewat kreativitas menggambar dan mewarnai. Ini merupakan bentuk pembelajaran untuk memanfaatkan media secara benar dan bijak sejak masih kecil. “Baik sekali bila anak-anak sejak usia dini diperkenalkan dengan media sehingga mereka mampu menggunakannya dengan benar,” kata Romo Sem, panggilan akrabnya.
Sebelum perlombaan dimulai, anak-anak diberi semangat oleh para pendamping dengan menyanyikan lagu-lagu serta mengekspresikan yel-yel dengan penuh semangat. Dewan juri, Lisa A. Riyanto mewakili rekan-rekan tim juri menyampaikan dukungan dan memberi semangat kepada anak-anak agar betul menggunakan kesempatan hari ini dengan baik. “Anak-anak, kita bersama merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia dengan menggambar dan mewarnai. Yang terpenting sekarang adalah kita selalu belajar berkomunikasi dengan orangtua dan kakak-adik di rumah, serta dengan teman-teman. Ini paling penting supaya kita semakin dicintai oleh Tuhan dan sesama,” tuturnya dengan penuh semangat.
Selain perlombaan menggambar dan mewarnai untuk anak-anak, juga diadakan perlombaan debat tingkat SMA, yang juga mengambil tema hoaks di media sosial dan pendidikan karakter. Rangkaian acaranya pun cukup menyentuh anak-anak milenial untuk semakin mencintai media sosial untuk membangun persaudaraan, bukan sebaliknya. (Romo Ino-Atambua/RBE)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.