DARI altar kudus. dua tokoh agama merajut tali persaudaraan. Romo Charles Patrick Burrows dan Seorang Kyai saling berjabat tangan. Berbusana dominan warna putih, keduanya memberi pesan tegas bahwa damai di negeri ini senantiasa ada dan selalu tumbuh di setiap peristiwa hidup.
Pemandangan istimewa dari Cilacap, Minggu (24/2/2019) itu pun segera diabadikan. Agar keteladan dua tokoh agama tersebut dapat dipelajari dan diwariskan kepada generasi muda bangsa Indonesia. Altar persaudaraan Romo Carolus dan Pa Kyai memberi contoh bahwa persaudaraan sejati terbentuk ketika sekat-sekat kehidupan dapat dibuka. Perbedaan bukan jadi masalah untuk membangun persaudaraan.
Sebagaimana diungkapkan Tanti Pujaan Hati, sang pemotret, lewat akun facebooknya:
Sejak lama sosok Romo Carolus telah dikenal karena keteladanannya. Ia mengabdikan dirinya bagi warga Cilacap semenjak tahun 1973. Ia memberantas kemiskinan warga Kampung Laut, menyembuhkan yang terluka dan sakit. Ia juga membangun sekolah bagi anak-anak kurang mampu.
Tidak hanya itu. Misionaris asal Dublin Irlandia itu juga gigih berjuang bersama warga, bahu membahu membangun jalan dan jembatan. Menghijaukan lahan gundul dengan tanaman pohon. Ia terus mendorong siapa saja untuk tidak pernah berhenti berbuat kebaikan dalam setiap kesempatan.
“Ketika kita akan mati, tetapi masih ada kesempatan untuk menanam pohon, maka tanamlah. Lakukan kebaikan meski sedikit setiap ada kesempatan,” kata Romo Carolus, dikutip dari Benarnews.org.
Hingga kini, buah-buah keteladananya terus dirasakan. Ia dicintai oleh siapa saja, termasuk tokoh agama lain. Sayang,kami belum mendapatkan identitas mengenai pa Kyai yang bersalaman dengan Romo Carolus. Hanya disebutkan bahwa Pa Kyai masih memiliki pertalian keluarga dengan keluarga merayakan misa arwah.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.