MALANG – Pelatihan Radio Online Aktivis Komsos di Keuskupan Malang memasuki hari kedua. Setelah misa pagi, dan sarapan, RD Kamilus Pantus, Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI menyampaikan pesan Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sedunia tahun ini.
“Awal tahun 2017, ada 300-an artikel yang berbicara tentang ‘hoax’. Hebatnya, Gereja sudah terlebih dulu membahas tentang ini sejak Oktober 2016. Vatikan dapat membaca isu yang sedang berkembang di Eropa, yang masuk juga ke Asia,” kata RD Kamilus. Dalam konteks Gereja, apakah menyebar hoax itu dosa? “Suara hati tidak pernah sepakat dengan kebohongan. Hoax melawan suara hati dan berakibat kepada diri sendiri dan orang lain. Bila apa yang kita tahu salah, maka orang lain juga ikut tersesat,” tukasnya.
Hoax atau berita palsu dianggap penting oleh Gereja, apalagi dalam fenomena komunikasi aktual. Komunikasi sendiri adalah entitas yang satu dengan Gereja. “Kristianitas bisa dianggap sebuah agama dengan menyandarkan diri pada komunikasi (bahasa teologinya, wahyu dan iman). Allah yang berkomunikasi lewat inkarnasi Sang Putera, Adam yang baru. Allah yang transenden (jauh) menjadi imanen (dekat),” jelas RD Kamilus.
Bapa Suci menghadirkan tema yang menanggapi gejolak hoax ini. “Jangan takut, aku besertamu: Komunikasikan Harapan dan Iman.” (bdk. Yes 43:5). Ada tiga kata kunci yang dipakai oleh Paus Fransiskus untuk pesan Hari Komunikasi Tahun Ini: komunikasi, harapan, dan iman.
“Berhenti membagikan berita yang isinya kekerasan, peperangan, tapi komunikasikan juga berita yang baik, yang membangun orang lain, yang memunculkan harapan dan iman,” kata RD Kamilus.
Sesi ini ditutup RD Kamilus dengan mempertontonkan teaser film Pekan Komunikasi Sosial Nasional : “Asa itu Ada”.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.