TIBA-TIBA berdiri di atas meja, A A Kunto salah satu narasumber Latihan Menulis Kreatif yang sedang memberi materi di salah satu ruangan bekas RS Ibu dan Anak Elisabeth Purwokerto mengagetkan peserta yang sebagian besar merupakan siswa-siswi SMP di Purwokerto.
“Kalau membuat berita mesti mengambil sudut atau enggel yang beda. Ini supaya orang membaca tulisan kita,” ujar Kunto, Rabu (24/5/2017).
Kunto menyampaikan, apa yang dilakukannya dengan berdiri di atas meja ini hanyalah ilustrasi bahwa menulis itu harus beda. Dengan berdiri di atas meja, teman-teman wartawan pasti akan menulis apa yang dilakukannya. Karena cerita mengenai pelatihan ini menjadi unik dan berbeda. Karena itu, jurnalis harus aktif, bergerak untuk mendapat cerita yang beda dengan yang lain.
Tidak sulit untuk mendapatkan berita karena banyak peristiwa atau pengalaman bisa kita jadikan bahan tulisan.
“Karena itu, sebenarnya setiap orang bisa menjadi jurnalis,” ujar FA Margana yang bicara di hadapan puluhan siswa di ruangan lain. Margana bahkan menegaskan bahwa setiap peristiwa harus disiarkan kalau ingin menjadi berita.
Untuk mendapatkan berita yang bernilai, kata Kunto, jurnalis harus menggali terus lewat pertanyaan-pertanyaan kreatif. Dari situ, sudut atau enggel bisa diperoleh.
Sampai sore, para peserta bakal menghabiskan waktu berlatih menulis secara berkelompok maupun sendiri. Berbagai materi tentang menulis berita lainnya bakal disajikan selama pelatihan berlangsung hingga tiga hari ke depan, 27 Mei di hadapan 60-an peserta.
Selain AA Kunto dan FA Margana, di tempat lain yakni di Wisma Keuskupan masih berlangsung pelatihan audio visual di bawah bimbingan Tim dari Studio Audio Visual (SAV) PUSKAT Yogyakarta. Sementara di Akademi Maritim Nusantara, Cilacap berlangsung seminar literasi media yang dibawakan oleh Prof. Eko Indrajit dan Errol Jonathans.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI