Beato Eugenius III dilahirkan dekat Pisa, Italia, pada abad keduabelas. Ia dibaptis dengan nama Petrus. St Antoninus menyebut Paus Eugenius “seorang paus agung yang sarat penderitaan.”
Paus Eugenius dulunya adalah Pater Petrus, seorang imam di Pisa, kala ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang biarawan Cistercian. Ia pergi ke Clairvaux, Perancis dan bergabung dengan para biarawan di sana. St Bernardus dari Clairvaux menjabat sebagai superior di sana. Petrus memilih “Bernardus” sebagai nama religiusnya. Ini dilakukannya karena rasa hormat dan kekagumannya pada St Bernardus.
St Bernardus dari Clairvaux menetapkan Bernardus menjadi superior sebuah biara di Roma. Paus Lusius II wafat pada tahun 1145. Ini adalah suatu peristiwa yang jarang terjadi. Para kardinal memilih Abbas Bernardus untuk menjadi paus. Abbas Bernardus sendiri tidak ada dalam rapat itu sebab ia bukan seorang kardinal. Bernardus shock. St Bernardus dari Clairvaux juga sama terkejutnya. Ia merasa kasihan kepada Bernardus. Ia menulis sebuah surat terbuka kepada para kardinal, “Kiranya Allah mengampuni kalian sebab apa yang telah kalian lakukan,” katanya.
Bernardus memilih nama Eugenius III. Masanya sebagai paus mendatangkan banyak kesulitan baginya. Majelis Tinggi Roma mengancam untuk menentangnya jika ia tidak membiarkan mereka menyimpan harta yang mereka curi. Seseorang yang sebelumnya telah diekskomunikasi datang kepada Paus Eugenius memohon pengampunan. Sebentar saja, orang itu telah jatuh lagi ke dalam cara hidupnya yang lama. Ia bahkan menggabungkan diri dengan suatu kelompok yang secara langsung menentang paus. Paus Eugenius harus meninggalkan Roma beberapa kali oleh sebab mara bahaya yang mengepungnya. Apabila ini terjadi, ia akan menemukan damai dan kekuatan di sebuah biara. Maka, ia akan mendapatkan keberanian untuk kembali dan menghadapi tugas tanggung jawabnya yang sulit kembali. Ia mengenakan jubah Cistercian dan hidup sederhana. Tak peduli betapa kalut hidupnya, ia senantiasa memiliki hati seorang biarawan. Salah seorang rekan biarawan menulis kepada St Bernardus dari Clairvaux mengenai Paus Eugenius, “Tak ada kesombongan pun sok kuasa dalam dia.” Paus Eugenius III wafat pada tanggal 8 Juli 1153.
Kiranya kita belajar untuk mencari pertama-tama “Kerajaan Allah” tanpa menghitung-hitung resiko ataupun ingin agar orang memperhatikan dan memuji kita.
Keterangan foto: Beato Eugenius III
Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019