Hamme, Belgia, 650 – 712
Pelindung Belgia yang keluarganya mengambil keputusan besar: ayahnya yang bangsawan, nantinya menjadi pertapa; Ibunya tidak lain Sta. Amalberga; saudarinya juga orang kudus: Sta. Raineld; dan sepupunya Sta. Gertrudis dari Nivelles dan Begga.
Setelah kematian sepupunya, Gertrudis, yang menjadi ibu baptisnya; ia mempersembahkan hidup dalam doa, puasa, dan karya amal. Setiap subuh ia berangkat ke gereja Moorsel yang jaraknya 4 kilometer dari rumahnya.
Tradisi menggambarkan Gudula sebagai orang kudus yang membawa lilin menyala di mana si jahat mau menghembus lilin itu supaya mati. Gambaran serupa juga ditemukan di Sta. Genoveva di Paris.
Nama Gudula berasal dari kata Celtic, berarti “baik, ramah”.
Sumber dan gambar: Sicari, Giovanni. 6 September 2001. Dalam santiebeati.it. Diakses pada 27 Desember 2017
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.