“Yesus berkata kepada mereka, ‘Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia’. Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.” (Mrk 1, 17-18)
DULU sekali, saya pernah mencoba untuk menjala ikan di sungai. Ternyata tidak mudah. Jalanya lebar dan besar serta diperlukan ketrampilan untuk melemparkannya. Dengan jalanya, seseorang bisa mendapatkan ikan atau udang. Ikan dan udang tidak akan dilepas lagi ke air, tetapi dimasukkan ke dalam ‘kepis’ atau tempat ikan. Ikan yang sudah tertangkap tidak akan dilepaskan dan akan masuk ke tempat penggorengan.
Hal ini kiranya juga dilakukan oleh para penjala ikan lain yang lebih profesional. Pekerjaan mereka memang menangkap ikan, entah di sungai, danau, atau laut. Ikan tangkapan bisa dikosumsi sendiri atau dijual kepada pembeli.
Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes adalah para penjala ikan yang profesional. Mereka punya jala dan perahu. Mereka pasti paham betul tentang cara-cara menebar jala atau menangkap ikan. Perjumpaan dengan Yesus di Danau Galilea telah mengubah hidup mereka. Mereka dipanggil dan bersedia mengikuti-Nya.
Yesus mengubah hidup mereka dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Menjala manusia artinya mencari dan mengumpulkan banyak orang yang berenang dalam lautan kehidupan. Mereka dikumpulkan bukan untuk dibunuh, dijual atau dijadikan lauk seperti ikan; tetapi dikumpulkan untuk diselamatkan. Penyelamat sudah hadir dan menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Dia mewartakan Kabar Gembira dan mengajak semua orang untuk percaya pada Injil, agar mereka selamat dari kuasa maut. Panggilan untuk menjadi penjala manusia tentu tidak hanya terbatas dalam diri empat orang itu. Para murid lain pun harus terlibat dalam tugas sebagai penjala manusia. Sejauh mana aku menghayati panggilan hidup sebagai penjala manusia?
Bagaimana caranya agar banyak orang bisa diselamatkan dari berbagai macam hal yang membuat mereka jatuh dalam kuasa maut dan kematian?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.