60 tahun hidupnya dihabiskan sebagai buruh. Ia kemudian diperhadapkan dengan kenyataan bahwa istrinya melakukan perzinahan. Setelah itu, ia menarik diri ke gurun Mesir dengan keinginan menjadi pertapa di bawah St. Antonius si kepala biara. Antonius menolak menerima Paulus karena alasan usia (yang bisa saja berimplikasi kepada kesehatannya). Namun Paulus tidak mau pergi.
Akhirnya, Antonius mengadakan sejumlah ujian untuk Paulus: doa berkelanjutan yang panjang, menjahit sebuah tikar dan disuruh untuk membongkarnya lagi, menjahitnya lagi, dan puasa yang ketat. Paulus membuktikan dirinya setia dan tahan banting, hingga Antonius terkesima. “Pertapa satu ini membuat kita semua malu! Ia langsung menaati aturan tersederhana dari ordo kita, yang seringkali kita gagal untuk taati,” kata Antonius. Paulus menghabiskan sisa hidupnya dalam kerendahan hati dan kesederhanaan.
sumber: disadur dari catholic.org
kredit gambar: citydesert.wordpress.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.