Para frater dengan tekun mengikuti sesi demi sesi workshop menulis.

Sebanyak 66  Frater  peserta workshop kembali  melanjutkan  workshop menulis di ruang kuliah tingkat IV Seminari Tinggi Santo Mikhael Kupang  pada Sabtu (23/1). Workshop Menulis hari kedua dengan 9 sesi ini, menghadirkan dua pemateri yang sudah berpengalaman dalam menulis buku, Budi Sutedjo dan Maria Herjani.

Budi Sutedjo, pegagas Indonesia Menulis sedang memberikan motivasi kepada peserta workshop Indonesia Menulis
Budi Sutedjo, pegagas Indonesia Menulis sedang memberikan motivasi kepada peserta workshop Indonesia Menulis

Maria Herjani, pemateri pertama, langsung memandu acara workshop dengan  melakukan sebuah simulasi kecil untuk mengantar peserta ke dalam sesi utama, menulis berita. Peserta lalu dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing dengan ketua kelompoknya.  Kepada ketua kelompok diberikan secarik kertas dengan tulisan tertentu, dan diminta untuk mengingat serta kembali  menyampaikan isi pesan ke masing-masing kelompok.

Kepada peserta workshop, Maria mengatakan bahwa simulasi tersebut  bertujuan untuk mengingatkan peserta akan pentingnya penyampaian pesan  secara jujur, benar, dan faktual kepada pendengar atau pembaca. “Jangan sampai ada distorsi  pesan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dari pendengar atau pembaca”, tegas Maria.

Sedangkan  Budi Sutedjo Dharma Oetomo, peraih rekor MURI karena telah menulis lebih dari 700 judul buku, itu menekankan pentingnya fakta dalam menulis sebuah berita.

“Agar tulisan tidak dilihat sebagai mitos atau bersifat abstrak maka dalam menulis fakta sangat diperlukan data. Untuk itu, penulis berita harus menggali fakta secara lengkap dan menyajikan fakta dalam bentuk berita”, kata Budi Sutedjo.

Budi Sutedjo pun membekali para Frater  peserta workshop dengan pengetahuan dasar tentang  menulis berita, yang memakan waktu 1 jam lebih. Untuk memacu kemampuan menulis berita, para Frater pun diberi kesempatan berlatih menulis berita.

Maria Herjani, salah satu anggota Tim Indonesia Menulis sedang bernyanyi bersama peserta workshop menulis.
Maria Herjani, salah satu anggota Tim Indonesia Menulis sedang bernyanyi bersama peserta workshop menulis.

Kepada penulis, Fr. Kristo M. Bauk mengaku mengalami kesulitan ketika diberi kesempatan untuk belajar menulis berita. Bauk ,yang kini duduk sebagai mahasiswa Filsafat Tingkat II  dan baru  sekali mengikuti latihan belajar menulis, menuturkan bahwa ia  tidak tahu tentang fakta apa yang harus dicari dan ditulis.

“Saya tidak tahu apa yang harus saya tulis”, kata Bauk.

Lain halnya dengan Theodorus Tune yang sudah beberapakali mengikuti pelatihan jurnalistik. Theo mengaku telah mengikuti pelatihan jurnalistik sejak ia duduk dibangku SMA Kelas XII. Namun ia masih mengalami kesulitan dalam menulis berita.

“Memilih judul, merangkai kata, dan harus mulai darimana, itu kesulitan yang sering saya hadapi”, kata Theodorus.

Meski sering mengalami kesulitan tersebut, Theodorus berkeyakinan suatu saat dapat menulis berita dengan baik.”Dengan membaca dan terus menerus melakukan latihan menulis, saya optimis dapat menjadi penulis yang produktif”, kata Theo sambil menyebut beberapa penulis terkenal yang banyak mengalami kesulitan ketika pertama kali belajar membuat tulisan.