Bacaan Pertama: Tb 2:10-23
Semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku, karena bintik-bintik putih itu.
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, Aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas.
Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumais.
Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya, “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!”
Sahut isteriku, “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah.” Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku. Tetapi dia membantah, katanya, “Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!”
Demikianlah sabda Tuhan.
Hati orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
- Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
- Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut. Sehingga ia mengalahkan para lawannya.
- Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bacaan Pengantar Injil: Ef 1:17-18
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Bacaan Injil: Mrk 12:13-17
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur mengajar jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?
Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, “Mengapa kamu mencobai Aku?
Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!” Mereka menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan Kaisar.”
Maka kata Yesus kepada mereka, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia.
Demikianlah Injil Tuhan.
Yustinus, martir, lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil, pada permulaan abad kedua. Sejak kecil, Yustinus mendapat pendidikan yang baik. Ia tertarik dengan filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup dan tentang Allah melalui Kitab Suci. Kemudian, ia dipermandikan dan menjadi pembela tersohor kekristenan. Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristiani, dan ia bertekad meluhurkan kekristenan dengan hidupnya. Di Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke penguasa Roma. Peristiwa ini terjadi pada tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba. Yustinus telah menunjukkan sikap iman yang teguh.
Setiap orang memiliki kewajiban dan hak, baik sebagai warga negara maupun sebagai umat beriman. Hana, istri Tobit, telah mewujudnyatakan pentingnya melaksanakan kewajiban. Ia bekerja melaksanakan kewajibannya dan memperoleh haknya, yaitu upah atau gaji. Yesus mengingatkan kita untuk melaksanakan kewajiban kita apa pun itu. “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” (Mrk. 12:17).
Yesus pun ingin mengajak kita untuk mampu menempatkan diri dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita sebagaimana mestinya sesuai dengan kehendak Bapa. Kita bisa belajar dari St. Yustinus tentang menjadi seorang murid Yesus. Ia teguh dalam iman akan Yesus, Sang Kebenaran Sejati, sampai ia mempertaruhkan nyawanya. Bagi kita, memaknai kemartiran dewasa ini adalah dengan “berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”
Tuhan Yesus, mampukan kami untuk selalu taat dan setia melaksanakan kewajiban-kewajiban kami sesuai dengan kehendak-Mu. Amin.
Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR
Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 31 Mei 2021
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.