Sidang Umum FABC, Jumat, 28 Oktober dimulai dengan Ekaristi Kudus, yang dipimpin oleh oleh H.E. Giorgio Kardinal Marengo IMC, Prefek Apostolik Ulaanbaatar, Mongolia.
Para peserta sidang bersatu menyanyikan Song of Asia, dan H.E. Oswald Kardinal Gracias memimpin mereka di Adsumus. Doa pagi yang dipandu oleh negara Nepal, dipimpin melalui video yang disiapkan oleh Pastor Stephen SDB dan tim.
Monsignor Michael James Nazir-Ali, imam Ordinariat Pribadi Our Lady of Walsingham Inggris dan Wales, berbicara tentang Kristus dan agama, dan situasi Gereja di dunia saat ini. Ia menjelaskan “adalah Kristus yang membuat, memperbaharui dan mereformasi Gereja”. Ia menjelaskan mengenai proses transmisi Apostolik, tradisinya dan bagaimana ia terlibat dengan perubahan. Ia menekankan bahwa Sinode harus terus berjalan dan bahwa ‘syarat pertama Sinode harus berdoa bersama’.
H.E. Joseph Cardinal Coutts mempresentasikan draft revisi dari Pesan Akhir dan dilanjutkan dengan diskusi pleno yang mendalam.
Uskup Pablo Virgilio Siongco David mempresentasikan draft revisi Skema Dokumen Akhir, dengan memperhatikan revisi dan masukan dari para peserta sidang. Untuk selanjutnya, para peserta kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencermati -bagian-bagian dokumen secara mendalam.
H.E. Charles Kardinal Bo menyambut Utusan Kepausan H.E. Luis Antonio Kardinal Tagle ke Konferensi Umum FABC. H.E. Kardinal Tagle menyampaikan kepada para peserta sidang pesan Bapa Suci tentang “kedekatan saya dengan semua orang”. Ia mengungkapkan bahwa Bapa Suci berdoa kepada Bunda Maria, agar “kegembiraan, kesedihan, dan penderitaan orang-orang Asia dapat memasuki hatinya:. H.E. Kardinal Tagle mengingatkan para peserta sidang untuk bertekun, dan bahwa, “sering kali menjelang akhir, Tuhan memberikan kejutan” .
Pembahasan kelompok kemudian dilanjutkan, dimana masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pembahasan akhir mereka. Sidang hari itu ditutup oleh H.E. Kardinal Gracias dalam doa Angelus.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.