Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 23 November 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 23 November 2019

19 Januari 2022, Bacaan Injil 19 Januari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 19 Januari 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 19 Januari 2022, Minggu Perayaan Pembaptisan Yesus, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: bible.im

Bacaan Pertama 1Mak 6:1-13

Pada waktu itu Raja Antiokhus menjelajahi wilayah pegunungan Persia. Didengarnya kabar bahwa Elimais, sebuah kota di negeri Persia, termasyhur karena kekayaan perak dan emas. Lagi pula di kota itu ada sebuah kuil yang sangat kaya, karena di sana disimpan alat-alat perang emas, serta baju baja dan senjata yang ditinggalkan Aleksander, putera Filipus, raja Makedonia, yang mula-mula menjadi raja atas orang-orang Yunani.
Maka Antiokhus pergi ke sana dan berusaha merebut kota itu serta menjarahnya. Tetapi ia tidak berhasil
karena maksudnya ketahuan oleh penduduk kota itu. Mereka memberikan perlawanan kepada raja, sehingga ia melarikan diri dari situ dan dengan meyesal mau kembali ke kota Babel. Kemudian datanglah seseorang ke daerah Persia memberitahu raja, bahwa bala tentaranya yang memasuki negeri Yudea sudah dipukul mundur.
Khususnya Lisias yang berperang dengan bala tentara yang kuat telah dipukul mundur oleh orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi itu bertambah kuat karena senjata, pasukan dan banyak barang rampasan yang mereka peroleh dari tentara yang sudah mereka kalahkan.Mereka telah membongkar juga patung berhala yang didirikan oleh raja di atas mezbah di Yerusalem. Mereka telah memagari bait suci dengan tembok-tembok yang tinggi seperti dahulu. Demikian pula halnya dengan Bet-Zur, salah satu kota raja.

Mendengar berita itu maka tercenganglah raja dan sangat kacau pikirannya. Ia merebahkan diri di ranjang dan jatuh sakit karena sakit hati. Sebab semuanya tidak terjadi sebagaimana diinginkannya. Berhari-hari raja berbaring di ranjangnya dan terus-menerus dihinggapi kemurungan besar. Ketika merasa akan meninggal dipanggilnya semua sahabatnya lalu dikatakannya kepada mereka, “Tidur sudah lenyap dari mataku
dan hatiku hancur karena kemasygulan. Maka dalam hati aku berkata: Betapa besar keimpitan dan kemalangan
yang menimpa diriku sekarang ini! Padahal aku ini selalu murah hati dan tercinta dalam kekuasaanku! Tetapi teringatlah aku sekarang akan segala kejahatan yang telah kuperbuat terhadap Yerusalem dengan mengambil perkakas perak dan emas yang ada di kota itu dan dengan menyuruh menumpas penduduk Yerusalem dengan sewenang-wenang. Sekarang aku menjadi insaf bahwa semuanya itulah sebabnya aku ditimpa malapetaka ini.
Sungguh aku sekarang jatuh binasa di negeri yang asing dengan amat sedih hati.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 9:2-3.4.6.16b.19 R:16a

Ya Tuhan, aku bergembira atas kemenangan-Mu.

  • Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
  • Sebab musuhku telah mundur, tersandung jatuh, dan binasa di hadapan-Mu.Engkau menghardik bangsa-bangsa, dan telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya;
  • Kakinya tertangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri. Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara.

Bait Pengantar Injil 2Tim 1:10b

Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Bacaan Injil Luk 20:27-40

Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan.
Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menuliskan untuk kita perintah ini: ‘Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.’ Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati.Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.”

Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan.Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Dalam Injil hari ini, Yesus berbicara tentang kebangkitan dan gambaran kehidupan dalam alam kebangkitan itu. Sebagai orang beriman, saat kita merenungkan tentang kematian, kita pun harus merenungkan soal kebangkitan, karena kebangkitan dan hidup kekal merupakan akhir dari seluruh perjalan hidup kita di dunia ini. Hidup baru setelah kematian menjadi harapan semua orang beriman. Yesus dan Musa sendiri yang telah mengatakannya sehingga tidak ada keraguan lagi terkait dengan hal itu.

Soal adanya kebangkitan itu bukan hal yang harus diperdebatkan lagi karena hal itu sudah pasti ada, bahkan Yesussendiri disebut sebagai yang sulung dari semua orang yang mengalami kebangkitan. Oleh karena itu, kita diajak untuk dekat dan bersatu dengan Allah. Tugas kita adalah berjuang untuk hidup sebaik-baiknya, menjalankan firman Tuhan dengan penuh sukacita, dan taat terhadap kehendak Allah, sambil terus berharap bahwa kita semua dengan bantuan kerahiman Allah diperbolehkan mengalami hidup kekal tersebut. Hidup kita sebagai orang beriman sepenuhnya untuk Kristus yang telah menjamin keselamatan kita baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.

Bapa yang mahabaik, semoga aku selalu sadar dan berjuang untuk mengalami hidup kekal bersama-Mu. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 22 November 2019